• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Star Energy dan Schlumberger Terapkan Inovasi Mutakhir dalam Pengeboran Panas Bumi

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
January 14, 2022
in Energi Hijau
2 min read
0
Star Energy dan Schlumberger Terapkan Inovasi Mutakhir dalam Pengeboran Panas Bumi

Salah satu proyek pengembangan energi panas bumi yang dikembangkan oleh PT Star Energy Geothermal (SEG) di Indonesia. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Star Energy Geothermal (SEG), perusahaan energi panas bumi terbesar di Indonesia dan Schlumberger, penyedia teknologi dunia untuk industri energi menyelesaikan studi bersama dalam mengembangkan solusi terobosan untuk menentukan daerah sweet-spot pengeboran panas bumi.

“Proyek ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan Star Energy menerapkan inovasi dan teknologi untuk mengurangi LCOE (Levelized Cost of Electricity) energi panas bumi,” kata Chief Executive Officer PT Star Energy Geothermal, Hendra S Tan dalam keterangan tertulisnya Jumat (14/1/2022).

Dia mengatakan cost pengeboran merupakan salah satu komponen biaya utama dari biaya energi panas bumi.

RelatedPosts

Transisi Energi Hijau: Prioritas Indonesia, Kawasan dan Global

PLN Indonesia Raih Pendanaan dari ADB Senilai Rp8,5 Triliun

Industri Hijau di Indonesia Mampu Hemat Energi Hingga Rp3,2 Triliun

Indonesia Tak akan Ekspor EBT ke Negara Manapun, Termasuk Singapura

Pertamina Kolaborasi Air Liquide Kembangkan Teknologi CCU di Kilang Balikpapan

“Penerapan teknologi ini memungkinkan SEG mengebor di tempat tepat dengan akurasi dan hasil lebih baik, yang berujung pada pengurangan biaya pengeboran,” kata dia.

Hendra mengatakan studi penerapan teknologi ini dimulai pada Lapangan Panas Bumi Darajat, Garut, Jawa Barat.

Penggunaannya diharapkan meningkatkan keberhasilan pengeboran sumur dengan memodelkan sistem rekahan alami dan distribusi permeabilitas yang diketahui di bagian area sudah dibor serta memprediksi distribusinya di bagian belum dibor.

“Di banyak lapangan panas bumi, produksi bergantung pada keberhasilan penentuan target pemboran terhadap rekahan yang terjadi secara alami di bawah permukaan,” kata Hendra.

Chief Asset Management Officer PT Star Energy Geothermal, Ken Riedel mengatakan teknologi ini akan diterapkan untuk meningkatkan hasil pemboran di tiga lapangan SEG.

Tahap pertama diterapkan pada Lapangan Darajat pada pemboran 2022 serta pada Lapangan Salak dan Lapangan Wayang Windu pada kampanye selanjutnya.

Sementara Managing Director Schlumberger Indonesia Devan Raj mengatakan pihkanya senang memiliki kesempatan memperluas kerjasama dengan Star Energy Geothermal dalam mengembangkan solusi inovatif dengan memanfaatkan kumpulan ahli dan teknologi dari kedua perusahaan untuk memaksimalkan potensi panas bumi.

Teknologi ini menggabungkan pengetahuan SEG tentang manajemen sumber daya panas bumi pada Naturally Fractured Reservoir dan teknologi Schlumberger dalam mengkarakterisasi rekahan dengan mengunakan aplikasi DELFI Cognitive E&P Environment, melalui proyek yang disebut Fracture Characterization and Optimized Well Placement (FCOWP).

“Ini adalah studi pertama yang diaplikasikan pada lapangan panas bumi skala besar dan diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap optimisasi pengeboran sumur di masa depan,” imbuhnya. (ATN)

Tags: Energi Panas BumiGeothermalGreen EnergyPT Star Energy GeothermalSchlumberger
Previous Post

Transformasi GoodWe, Dorong Teknologi Pintar dalam Transisi Energi Global

Next Post

Riset: Ganja Mampu Mencegah Covid-19

Related Posts

‘Jangan Bekerja untuk Perusak Iklim’
Sains & Lingkungan

‘Jangan Bekerja untuk Perusak Iklim’

May 28, 2022
ADB Siapkan Dana USD80 Miliar untuk Aksi Iklim di Asia Pasifik
Energi Hijau

Transisi Energi Hijau: Prioritas Indonesia, Kawasan dan Global

May 24, 2022
Presiden WEF: Posisi Indonesia sebagai GCRG Sejalan dengan Agenda Global
News

Presiden WEF: Posisi Indonesia sebagai GCRG Sejalan dengan Agenda Global

May 23, 2022
ADB Gelontarkan Rp8,58 Triliun ke PLN Bangun Energi Hijau di Indonesia
Energi Hijau

PLN Indonesia Raih Pendanaan dari ADB Senilai Rp8,5 Triliun

May 21, 2022
China Pacu Peningkatan Target Energi Terbarukan
Energi Hijau

Indonesia Tak akan Ekspor EBT ke Negara Manapun, Termasuk Singapura

May 18, 2022
Uni Emirat Arab Gelontorkan Investasi Rp125 Triliun di Indonesia
Energi Hijau

Pertamina Kolaborasi Air Liquide Kembangkan Teknologi CCU di Kilang Balikpapan

May 17, 2022
Next Post
Indonesia Menentang Keputusan PBB Menghapus Ganja dari Obat Berbahaya

Riset: Ganja Mampu Mencegah Covid-19

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Sudah 24 Jam, Jejak Emmeril Khan di Sungai Aare, Swiss Belum Terdeteksi
  • China dan Rusia Bersatu Gagalkan Upaya AS Sanksi Korea Utara
  • GPDRR Bali: Hanya 95 Negara yang Memiliki Sistem Peringatan Dini Multi-Bahaya
  • UNICEF: Negara-negara Terkaya di Dunia Merusak Kesehatan Anak di Seluruh Dunia
  • ‘Jangan Bekerja untuk Perusak Iklim’
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian