ASIATODAY.ID, DAVOS – Hubungan kemitraan antara Kawasan Amerika Latin dan Asia Pasifik memainkan peran kunci dalam pemulihan ekonomi global.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Muhammad Lutfi mendengungkan kolaborasi kedua kawasan tersebut dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Mendag Lutfi pada pertemuan Working Breakfast: Expanding Horizons for Economic Partnership between Latin America and Asia-Pacific pada Rabu (24/5/2022) di sela Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. Hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Ekonomi Brasil Paulo Guedes; Founder and Director, Growth Lab, Harvard University, Ricardo Hausmann; Menteri Transportasi Singapura, S. Iswaran; serta Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani.
Pertemuan ini dimoderatori oleh Secretary General of UNCTAD, Rebecca Grynspan.
“Saat ini kita hidup di masa yang penuh tantangan. Dampak pandemi terhadap perekonomian global dan konflik yang masih berlangsung di Eropa telah mengakibatkan melonjaknya harga komoditas pangan, energi, dan logistik, serta terganggunya rantai pasok global. Untuk pulih bersama, kedua kawasan, yaitu Amerika Latin dan Asia Pasifik, perlu berkolaborasi mewujudkan pertumbuhan yang lebih baik, inklusif, dan berkelanjutan. Pemerintah harus memimpin pemulihan ini,” tegas Mendag Lutfi.
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi kawasan Amerika Latin dan Asia Pasifik pada 2022 akan lebih rendah dari 2021. Perekonomian Amerika Latin dan Kepulauan Caribia diperkirakan tumbuh 2,5 persen pada 2022, lebih rendah dari 2021 yang sebesar 6,8 persen.
Adapun kawasan Asia Pasifik, pertumbuhan ekonominya diperkirakan sebesar 4,9 persen pada 2022, lebih rendah dari 2021 yang sebesar 6,5 persen.
Mendag menjelaskan, Indonesia secara konsisten mengadvokasi perdagangan yang terbuka dan adil untuk pemulihan ekonomi melalui persetujuan perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) atau Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA).
FTA dan CEPA membuka jalan bagi negara-negara di dunia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang lebih baik.
Mendag Lutfi juga mengungkapkan, Indonesia ingin memperkuat kerja sama dengan kawasan Amerika Latin.
Saat ini Indonesia telah mengimplementasikan persetujuan perdagangan barang (trade in goods agreement) yang komprehensif dengan Chile yang sedang dalam proses penyempurnaan kerja sama perdagangan jasa. Indonesia juga tengah menegosiasikan persetujuan perdagangan dengan MERCOSUR.
Lebih lanjut, Indonesia juga sedang menjajaki persetujuan perdagangan bilateral dengan Peru. Sedangkan di kawasan Asia Pasifik, lanjut Mendag, Indonesia telah mengimplementasikan persetujuan perdagangan bilateral dan regional dengan negara-negara ASEAN, Jepang, China, Korea, Hong Kong, Australia, dan Selandia Baru. Indonesia juga sedang dalam proses peningkatan EPA dengan Jepang, meratifikasi Regional Comprehensive Economic Parternship (RCEP) dan CEPA dengan Korea, serta menjajaki persetujuan perdagangan dengan Fiji dan Papua Nugini.
“Kolaborasi kawasan Amerika Latin dan Asia Pasifik perlu dilakukan untuk memfasilitasi perdagangan yang terbuka dan adil dalam mendukung pemulihan ekonomi yang lebih kuat,”pungkas Mendag Lutfi. (ATN)
Discussion about this post