ASIATODAY.ID, JAKARTA – Jepang berbagi pengalaman dalam perencanaan dan implementasi pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (Transit Oriented Development/TOD) untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Hal itu berlangsung dalam mini seminar (study session) dengan tajuk “Joint TOD Study Session for Jakarta Metropolitan Region”, di Jakarta, Senin (27/2/2023).
Seminar itu digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang bersama Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Japan, dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang terus bekerjasama dalam sektor transportasi perkotaan di Jabodetabek melalui berbagai program, termasuk Program Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) yang saat ini telah memasuki fase ketiganya dengan fokus pada studi penyelenggaraan TOD di Jabodetabek.
Pembahasan dalam study session dibuka dengan pemaparan oleh Japanese Experts tentang perencanaan dan implementasi TOD pada kawasan stasiun sub-urban di Jepang dan dilanjutkan dengan group discussion oleh instansi dan badan usaha terkait TOD mengenai tantangan dan upaya yang diperlukan dalam perencanaan dan implementasi TOD di Jabodetabek.
Tenaga Ahli JICA untuk JUTPI-3, Seiichiro Akimura mengatakan bahwa TOD merupakan tools untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan berbasis sistem transportasi yang berkelanjutan.
Director of Urban Transport Planning MLIT Japan Kenya Nakanishi yang hadir secara virtual dalam kesempatan tersebut menyampaikan, “melalui seminar yang diselenggarakan dalam lingkup kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang ini diharapkan Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia dapat mengambil lesson learned dalam proses perencanaan dan implementasi pengembangan TOD yang telah dilakukan di Jepang, seperti pada Stasiun Tama Center dan Area Stasiun Musashiurawa”.
Lebih lanjut Director Kenya Nakanishi menyampaikan bahwa merujuk pada pengalaman pengembangan TOD di Jepang, hal penting yang perlu diperhatikan adalah perlunya penyampaian informasi yang memadai kepada pihak pengembang TOD (swasta) dan masyarakat, seperti informasi tentang insentif dan dukungan yang akan diberikan oleh pemerintah dan manfaat kepada masyarakat terkait visi pengembangan kota yang berkelanjutan.
Sementara, Senior Representative JICA Indonesia Shigeo Honzu turut menyampaikan bahwa hasil study session ini akan sangat bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pelaksanaan Program JUTPI-3 dalam mendukung studi penyelenggaraan TOD pada lokasi pilot project, dan selanjutnya JICA akan sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam perencanaan pengembangan TOD di Indonesia.
Group discussion tersebut menghasilkan beberapa masukan mengenai tindak lanjut yang diperlukan dalam penyelenggaraan TOD di Jabodetabek, yakni penguatan koordinasi antar- stakeholder terkait, terutama untuk mengintegrasikan regulasi, dokumen perencanaan, serta peran antar instansi maupun dengan badan usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan TOD, peningkatan partisipasi masyarakat dan pihak swasta dalam penyelenggaraan TOD melalui kejelasan dan transparansi informasi mengenai rencana TOD yang akan dilaksanakan, peningkatan integrasi moda transportasi umum serta kemudahan aksesnya, serta penguatan dasar hukum dan peningkatan kapasitas instansi terkait dalam konsolidasi lahan dan pembiayaan penyelenggaraan TOD. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post