ASIATODAY.ID, MADRID – Indonesia menyerukan kolaborasi antara negara-negara maju dan berkembang di dunia untuk mengambil peran nyata dalam mengatasi Perubahan Iklim global.
Pasalnya, negara-negara maju berkonstibusi besar menyumbang emisi karbon hingga memicu kenaikan suhu bumi di atmosfer yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan kini bahkan telah mengarah pada krisis iklim global.
“Climate Action for all. Perubahan iklim harus diatasi dan harus ada sinergi global. Kita mendesak, mendorong negara-negara maju untuk segera bertindak. Saya ingin menggarisbawahi sedikit, Indonesia memiliki posisi bargaining yang cukup menentukan,” terang Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Paviliun Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Conference of Parties yang ke-25 (COP25) di Madrid, Rabu (4/12/2019).
Menurut Cak Imin, seluruh elemen harus bergandengtangan mengatasi masalah ini. Perlu ada kesadaran kolektif dan kemauan politik nasional dan mengarusutamakan isu perubahan iklim demi menghentikan kenaikan suhu bumi.
“Sekarang sudah saatnya untuk menghentikan emisi karbon dan saatnya bertindak menyelamatkan bumi,” imbuhnya dikutip dalam keterangan tertulis.
Menurut Cak Imin, selama ini negara-negara maju berkontribusi dalam kerusakan alam dan lingkungan. Untuk itu, perlu ada ketegasan dari negara-negara berkembang.
“Kita jangan segan-segan bersikap, agar negara-negara yang memulai kerusakan dunia ini, negara-negara besar yang memulai merusak bumi ini mempunyai tanggung jawab yang besar dan negara berkembang yang dituntut,” katanya.
“Apalagi sebagian besar NGO juga mengkritik COP juga sebagai cara-cara negara besar memecuti negara berkembang,” sambungnya.
Ia menambahkan semua pihak harus saling mendukung dalam mengatasi perubahan iklim ini.
“Dalam menghadapi tantangan implementasi penuh Kesepakatan Paris, semua pihak perlu saling mendukung, baik antarnegara maju, antarnegara berkembang, maupun kemitraan antara negara maju dan negara berkembang,” paparnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Alue Dohong. Indonesia meminta negara-negara maju menegakkan komitmen dalam mengurangi emisi udara.
“Kita ingin negara maju memenuhi komitmen awalnya yang free 20:20, semua negara maju, termasuk Indonesia. Dulu komitmen kita menurunkan 26 persen, itu sebelum 20:20, sekarang jadi 29. Kita konsisten melakukan itu dan kita ingin negara maju melakukan itu, komitmen yang sama sebelum memulai Paris Agreement 2020,” jelasnya.
Dikatakan, setiap negara yang turut dalam konvensi perubahan iklim memiliki kesamaan tujuan, tetapi masing-masing memiliki tanggung jawab berbeda sesuai dengan kapasitasnya.
“Prinsip dalam rangka negosiasi perubahan iklim ini adalah commons but difference responsibility, jadi kita ingin agar negara maju juga bertanggung jawab,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post