ASIATODAY.ID, NEW YORK – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memperingatkan bahwa hampir 10 juta orang di Yaman menghadapi kekurangan makanan akut. PBB menekankan pentingnya tindakan segera untuk mencegah kelaparan di negeri itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Senin (13/7/2020), Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan mereka membutuhkan USD737 juta untuk mengakhiri tahun ini untuk menjaga program bantuan kemanusiaan tetap berjalan di negara yang dilanda perang.
PBB mengatakan bahwa Yaman berjuang dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
“Situasi kemanusiaan memburuk pada tingkat yang mengkhawatirkan, mendorong orang ke tepi,” kata juru bicara WFP, Elisabeth Byrs dalam briefing virtual di Jenewa, Swiss.
“Kita harus bertindak sekarang. Jika kita menunggu kelaparan diumumkan, itu sudah terlambat karena orang sudah sekarat,” tekannya, menambahkan bahwa tanda-tanda peringatan kelaparan sudah ada.
Arab Saudi menyerbu Yaman pada Maret 2015 untuk mengembalikan kekuasaan ke rezim sebelumnya dan menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah yang populer, yang para pejuangnya telah banyak membantu tentara Yaman dalam mempertahankan negara melawan penjajah.
Perang yang sedang berlangsung telah menewaskan puluhan ribu orang Yaman dan mendorong seluruh negara itu mendekati ambang kelaparan.
Intervensi militer yang brutal juga telah mengambil korban besar pada infrastruktur negara, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik.
Perang yang diberlakukan pada awalnya terdiri dari kampanye serangan udara tanpa henti tetapi kemudian ditambah dengan blokade laut dan udara yang melumpuhkan dan penyebaran tentara bayaran darat ke Yaman.
“Yaman menghadapi krisis di berbagai bidang. Impor telah menurun, harga makanan melonjak, riyal berada dalam terjun bebas, dan cadangan mata uang asing mendekati penipisan total,” tambah Byrs.
Menurut pejabat WFP, lebih dari 20 juta warga Yaman tidak aman pangan di negara Arab itu, di mana sekitar 13 juta orang menerima bantuan makanan kemanusiaan.
“Selain itu, 2 juta anak-anak, ditambah 1 juta wanita hamil atau menyusui, membutuhkan perawatan untuk kekurangan gizi akut,” kata Byrs.
Ia juga mengatakan bahwa distribusi bantuan organisasinya turun ke setiap bulan sekali di utara Yaman, menyatakan harapan bahwa badan PBB itu tidak harus melakukan hal yang sama di tempat lain.
Pandemi COVID-19 juga melanda di negara yang dilanda perang. (ATN)
Discussion about this post