ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) optimistis mencapai target rencana jangka panjang produksi nasional satu juta Barrel Oil Per Day (BOPD) pada 2031.
Untuk mencapai target itu, lima rencana strategis telah dirumuskan diantaranya clear vision, smart organization, one door policy, commercialization, dan digitalization
“SKK Migas bersama seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksplorasi dan eksploitasi, serta ahli kebumian dari lembaga pemerintahan, universitas, organisasi profesi, dan services company akan mendiskusikan serta melakukan sharing berbagai metode dan pemikiran atau paradigma baru dalam menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan utama long term plan produksi migas nasional,” terang Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat membuka Forum Eksplorasi dan Produksi (EP) di Bandung, yang diterima melalui keterangan resminya, Selasa (10/12/2019).
Menurut Dwi, long term plan produksi migas nasional merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019 tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini, yakni memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada (maximizing existing), transformasi resources menjadi reserves, implementasi kegiatan enhance oil recovery (EOR), dan meningkatkan kegiatan eksplorasi secara masif untuk mendapatkan giant discovery.
“Upaya memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi sudah sangat menantang, baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian,” jelas Dwi.
Adapun transformasi status resource menjadi reserve sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terdapat penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1,7 miliar barel minyak dan 27 triliun kaki kubik (Tcf), yang memerlukan upaya nyata untuk dapat segera diproduksi.
Kemudian implementasi kegiatan EOR memerlukan terobosan agar dapat dilakukan secara penuh.
“Kegiatan eksplorasi juga harus dilakukan secara masif agar penemuan-penemuan significan atau giant dapat terwujud untuk dapat mencapai target produksi satu juta BOPD,” paparnya.
Forum Eksplorasi dan Produksi (EP) digelar mulai mulai 9 hingga 11 Desember 2019. Melalui kegiatan tersebut, seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas diharapkan dapat berbagi pengalaman dan memberikan masukan berbagai metode baru untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional.
Pada diskusi panel, SKK Migas sebagai pengawas dan pengendali kegiatan hulu migas nasional, bersama-sama dengan Pertamina yang akan memegang lebih dari 50 persen kontribusi produksi nasional, serta Dirjen Migas sebagai perwakilan pemerintah, menyampaikan strategi, terobosan, serta business unusual yang akan dilakukan untuk peningkatan cadangan dan produksi untuk mencapai satu juta bopd.
“Harapannya, pemerintah dapat mendukung melalui regulasi yang diperlukan untuk mempermudah investasi dan proses-proses dalam peningkatan produksi nasional,” kata Dwi.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin memaparkan mengenai identifikasi potensi pada masing-masing 4 pilar utama strategi untuk mendukung perkiraan produksi migas nasional jangka panjang.
“Potensi Indonesia masih sangat besar, SKK Migas akan terus berupaya mengajak seluruh investor dan pemangku kepentingan industri hulu migas untuk bekerja sama. SKK Migas siap untuk mengawal investasi yang masuk,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo, selaku penanggung jawab acara Forum EP menyampaikan bahwa forum ini sangat penting untuk menyamakan pemahaman terkait tujuan jangka panjang tersebut.
“Harapannya, forum ini dapat menciptakan terobosan-terobosan baru dalam rangka pencapaian tujuan mulia tersebut,” ujar Wahju.
Kegiatan Forum EP juga memamerkan berbagai metode dan teknologi dalam upaya peningkatan cadangan dan produksi melalui booth pameran dari beberapa KKKS dan services company. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post