ASIATODAY.ID, JAKARTA – Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi meyakini Indonesia dapat menjadi negara pengguna fasilitas generalized system of preferences (GSP) di 2024.
Seperti diketahui, pemerintah Amerika Serikat, melalui United States Trade Representative (USTR), secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang pemberian fasilitas GSP ke Indonesia pada awal November lalu.Optimisme Lutfi itu berdasarkan fakta bahwa AS telah mencabut fasilitas GSP produk Thailand sebesar US$2,4 miliar.
“Tidak banyak di negara dunia mendapatkan fasilitas GSP. Thailand saja dipotong separuhnya atau US$2,4 miliar. Saya yakin Indonesia menjadi GSP dengan privilege penggunaan terbesar di 2024,” kata Lutfi dalam acara United State-Indonesia Investment Summit ke-8 yang digelar virtual, Kamis (10/12/2020).
Menurut Dubes, dengan fasilitas GSP, Indonesia dapat mengekspor produk yang lebih tanpa bea masuk. Perpanjangan GSP menandakan semakin baik hubungan antarnegara di level yang tinggi dalam bisnis.
“Kami bisa menjamin kedua negara ini menjadi negara sahabat yang memiliki hubungan kerja yang banyak,” kata Lutfi.
Di satu sisi, mantan Menteri Perdagangan itu mengatakan, Indonesia harus lebih membuka pasar baru dengan memanfaatkan fasilitas GSP.
Diketahui, selama Januari-Agustus 2020, Indonesia menjadi negara terbesar kedua yang memanfaatkan GSP dengan nilai US$1,87 miliar.
“Indonesia harus membuka pasar baru, perdagangan baru, agar bisa menjual banyak. Kami berusaha bertransformasi secara besar-besaran,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post