ASIATODAY.ID, JAKARTA – Otoritas Myanmar menutup akses masuk ke negara tersebut sehari setelah militer mengambilalih pemerintahan dan menangkap sejumlah pejabat tinggi, termasuk Aung San Suu Kyi.
Manajer bandara Phone Myint mengatakan, bandara internasional di Yangon, yang merupakan gerbang masuk utama ke negara itu resmi ditutup, Selasa (2/2/2021).
Bandara internasional tersebut akan ditutup sampai Mei 2021. Namun, dia tidak menyebutkan sampai tanggal berapa penutupan bandara akan berlaku.
Namun, surat kabar Myanmar Times melaporkan bahwa izin mendarat dan tinggal landas sudah dicabut bagi semua pesawat, termasuk pesawat untuk kepentingan bantuan.
Larangan mendarat dan tinggal landas itu, lapor Myanmar Times, berlaku hingga 31 Mei pukul 23:59 waktu setempat.
Sebelumnya diberitakan, Militer Myanmar menangkap pemimpin Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan sejumlah pemimpin politik lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam penyerbuan pada Senin fajar.
Otoritas militer mengumumkan bahwa kekuasaan pemerintah telah dialihkan kepada pimpinan pasukan bersenjata, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, seiring dengan penahanan para tokoh politik yang masih dilakukan dan disebut sebagai respons atas kecurangan pemilu tahun lalu.
Sementara itu, kondisi kesehatan pemimpin tertinggi Myanmar Aung San Suu Kyi dikabarkan baik kendati masih ditahan oleh militer negara tersebut.
Kabar itu disampaikan seorang pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi.
Menurutnya, Suu Kyi tidak dipindahkan dari lokasi di mana dia ditahan setelah kudeta yang dilakukan terhadap pemerintahan sipil yang dipimpinnya.
“Tidak ada rencana untuk memindahkan Daw Aung San Su Kyi dan Dokter Myo Aung. Telah diketahui bahwa mereka dalam keadaan sehat,” tulis Kyi Toe, anggota komite informasi pusat NLD dalam sebuah unggahan Facebook.
Myo Aung adalah salah satu pendukung Suu Kyi. Keberadaan dan kondisi pemimpin terpilih Myanmar itu belum dipublikasikan sejak dia ditahan di Ibu Kota Naypyidaw oleh militer.
Dalam unggahannya, Kyi Toe juga mengatakan bahwa anggota parlemen NLD yang ditahan selama kudeta diizinkan meninggalkan tempat mereka ditahan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, menyatakan keprihatinannya atas situasi politik yang memanas di Myanmar.
“Indonesia sangat prihatin atas perkembangan politik terakhir di Myanmar,” demikian pernyataan resmi RI, (1/2/2021). (Ant)
Discussion about this post