ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 18-19 Mei 2020 melalui telekonferensi.
Penasihat hukum WHO, Steven Solomon, mengatakan partisipasi Taiwan sebagai pengamat dalam WHA akan diputuskan oleh negara-negara anggota, karena keputusan tersebut bukan merupakan wewenang Sekretariat WHO.
Merespons pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) mengatakan bahwa berdasarkan peraturan dan konvensi sebelumnya, Direktur Jenderal WHO memiliki wewenang untuk mengundang pengamat menghadiri WHA.
“Saat ini lima negara sahabat diplomatik, yaitu Nikaragua, Palau, Eswatini, Saint Lucia, dan Kepulauan Marshall telah mengirimkan surat berisi proposal kepada Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk mengundang Taiwan sebagai pengamat dalam pertemuan WHA. Dalam waktu dekat, negara-negara sahabat diplomatik lainnya juga akan menyusul dalam pengajuan proposal tersebut,” demikian Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA), yang diterima Jumat (8/5/2020).
Dalam proposal tersebut, Menteri Luar Negeri Saint Lucia, Sarah Flood-Beaubrun, secara tegas meminta agar partisipasi Taiwan sebagai pengamat dalam WHA dimasukkan ke dalam agenda pembahasan pertemuan. Ia juga telah menyiapkan rancangan resolusi, dan meminta agar rancangan tersebut dibagikan kepada seluruh negara anggota WHO dalam bentuk dokumen resmi.
Selain itu, baru-baru ini majalah internasional “Foreign Policy” juga melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Jepang, sedang meminta Australia, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menandatangani surat pernyataan bersama yang ditujukan kepada Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang meminta agar Taiwan diundang untuk berpartisipasi dalam WHA.
Kelima negara sahabat diplomatik Taiwan tersebut menegaskan pentingnya inklusivitas dan partisipasi semua pihak (no one left behind) dalam situasi menyebarnya wabah virus korona Wuhan (Covid-19) yang terjadi di seluruh dunia saat ini. Oleh karena itu, pembahasan partisipasi Taiwan dalam pertemuan WHA ke-73 adalah sebuah keharusan yang mendesak.
Mereka juga menjelaskan Taiwan telah bertransformasi dari negara penerima bantuan, menjadi negara pemberi bantuan kemanusiaan, yang secara aktif membantu negara lain untuk meningkatkan layanan kesehatan publik. Partisipasi Taiwan dalam WHO akan menjadi sebuah kontribusi berharga untuk memperkuat kemampuan pencegahan dan penanganan wabah secara global, serta menjamin hak-hak kesehatan 23 juta masyarakat Taiwan.
Selain itu, dalam surat ini mereka juga mengungkapkan rasa keprihatinan atas tindakan WHO yang tidak melibatkan Taiwan dalam diskusi dan pengujian klinis tentang wabah virus corona Wuhan, meskipun Taiwan telah memperlihatkan langkah pencegahan dan penanganan profesional yang diakui oleh komunitas internasional.
Mereka menyerukan kepada WHO untuk mengundang Taiwan sebagai pengamat dalam WHA, serta melibatkan Taiwan untuk berpartisipasi secara aktif dalam semua pertemuan, mekanisme dan kegiatan WHO lainnya.
Dukungan Selandia Baru
Sebelumnya, pada tanggal 5 Mei 2020, Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, menjawab pertanyaan jurnalis di gedung parlemen mengenai dukungannya terhadap Taiwan untuk kembali berpartisipasi (rejoin) dalam WHO.
Ia menegaskan dirinya selama ini selalu mendukung partisipasi Taiwan karena hanya dengan partisipasi seluruh negara, barulah WHO dapat menjadi organisasi yang bermakna.
Winston Peters menekankan bahwa partisipasi semua negara dalam sistem kesehatan internasional adalah hal yang sangat penting untuk memajukan kesehatan global, dan ia telah memegang teguh prinsip tersebut selama lebih dari 30 tahun.
Atas dukungan dari Winston Peters tersebut, MOFA mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Taiwan sangat menghargai rasa persahabatan yang diungkapkan oleh pemerintah dan masyarakat Selandia Baru terhadap Taiwan.
Selain itu, sebagai negara yang menjunjung nilai-nilai kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia seperti Selandia Baru, Taiwan akan terus mengembangkan hubungan pertukaran dan kerja sama antara kedua negara, termasuk dalam bidang perdagangan, kebudayaan, dan lain-lain.
Taiwan, bersama Selandia Baru dan negara-negara sehaluan lainnya, akan terus mendorong partisipasi Taiwan dalam WHO, agar pengalaman berharga di bidang pencegahan wabah yang dimiliki Taiwan dapat dibagikan dengan negara-negara di seluruh dunia, dan organisasi internasional lainnya.
Taiwan memiliki kapasitas dan bersedia untuk terus berkontribusi bagi kesehatan global, dan kerja sama penanggulangan wabah internasional. (AT Network)
Discussion about this post