ASIATODAY.ID, SUMUT – PT Agincourt Resources, pengelola tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, menggelontorkan dana senilai USD25 juta atau sekitar Rp350 miliar guna membiayai kegiatan eksplorasi lanjutan pencarian cadangan emas baru.
“Kita sudah gelontorkan dana eksplorasi untuk sepanjang tahun 2019 dan penggunaannya sejauh ini sudah sesuai rencana,” kata Wakil Presiden Direktur dan CEO PT Agincourt Resources Tim Duffy, Selasa (20/8/2019).
Tahun ini, agenda utama Agincourt fokus eksplorasi lanjutan di lokasi yang berbeda untuk menemukan cadangan emas baru.
Menurut Tim Duffy, jumlah cadangan mineral Martabe per akhir Desember 2018 diperkirakan mencapai 8,1 juta oz emas dan 69 juta oz perak.
Cadangan tersebut tersebar di enam area deposit. Namun dari enam area tersebut baru tiga yang sudah berproduksi yaitu Purnama Pit, Ramba Joring Pit dan Barani Pit. Tiga lainnya yaitu Uluala Hulu, Tor Uluala dan Tor Uluala West belum produksi.
Dari cadangan yang ada tersebut, Tim Duffy memperkirakan umur deposit tambang emas Martabe mencapai 15 hingga 16 tahun.
“Sehingga kegiatan eksplorasi lanjutan yang cukup agresif diperlukan untuk memperpanjang umur deposit tambang Martabe,” imbuhnya.
Selain memperpanjang umur cadangan, menurut Tim Duffy, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan efisiensi pengoperasian tambang emas Martabe.
Perseroan menargetkan biaya produksi tambang Martabe bisa ditekan hingga dibawah 600 dolar AS per oz. Sementara produksi emasnya ditargetkan meningkat hingga mencapai 400.000 oz tahun ini.
Peningkatan target tersebut, lanjutnya, sejalan dengan pencapaian kinerja penjualan pada tahun 2018 yang mencapai 412.000 oz emas dan 3,3 juta oz perak.
Peningkatan target produksi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Apalagi saat ini harga emas dunia menunjukkan tren kenaikan.
“Kenaikan harga emas memang memberikan prospek positif bagi perusahaan. Namun kami tetap fokus saja untuk terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” katanya.
PT Agincourt Resources merupakan pengelola Tambang Emas Martabe, yang 95 persen sahamnya dikuasai oleh PT Danusa Tambang Nusantara sedangkan sisanya 5 persen dipegang oleh BUMD milik pemda yaitu PT ANA. Dana Tambang Nusantara merupakan perusahaan grup Astra International melalui kepemilikan PT United Tractors dan PT Pamapersada Nusantara masing-masing 60 dan 40 persen. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post