ASIATODAY.ID, KENDARI – Pemerintah Indonesia didesak untuk membatalkan kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gelombang aksi penolakan di wilayah itu terus menggelinding.
Hari ini, Senin (22/6/2020), ratusan aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari memblokade perbatasan Kota Kendari dan Konawe Selatan.
Titik ini menjadi satu-satunya akses lalu lintas darat dari Bandara Halu Oleo menuju Kota Kendari dan Kabupaten Konawe, lokasi Kawasan industri Morosi tempat dimana PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) beroperasi.
Para TKA China rencananya akan dipekerjakan di perusahaan smelter nikel tersebut. Para TKA China tersebut akan didatangkan secara bergelombang.
Gelombang pertama, para TKA akan datang pada Selasa 23 Juni 2020 melalui Bandara Halu Oleo Kendari.
Menteri Pergerakan BEM IAIN Kendari Benny Lamangga menyatakan, blokade jalan ini merupakan bentuk protes atas kebijakan pemerintah yang memaksakan TKA China masuk di daerah itu disaat pandemi coronavirus (Covid-19) sedang mengganas.
“Kami pastikan, tidak ada ruang bagi para TKA. Kita juga akan blokade semua jalan keluar Bandara Haluoleo,” tegasnya.
Dilain pihak kata dia, kedatangan para TKA China juga ini bertentangan dengan aturan. Hal itu merujuk kasus kedatangan 49 TKA China beberapa waktu lalu yang hanya menggunakan visa kunjungan.
“Hal ini belum clear terutama persoalan hukumnya. Berdasarkan maklumat Kapolri, kita dilarang berkumpul, tapi pemerintah justru membiarkan TKA China masuk di tengah pandemi,” tandasnya.
Menurut dia, persoalan lain adalah seluruh TKA China harus mematuhi aturan jika ingin datang bekerja di Indonesia, salah satunya adalah harus belajar lebih dulu bahasa Indonesia.
“TKI kita harus disekolahkan dulu sebelum bekerja di luar negeri. TKA China juga harus magang dulu belajar bahasa kita. Jangan diistimewakan,, sehingga bisa memudahkan transfer pengetahuan dan keahlian kalau itu dalihnya pemerintah,” pungkasnya.
Selain di Kota Kendari, unjukrasa juga meletus di Kabupaten Kolaka. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjukrasa di Kantor DPRD Kolaka, Senin (22/6/2020).
Aksi mahasiswa diwarnai bentrokan dengan polisi dan anggota Satpol PP yang berjaga di kantor DPRD.
Ketua HMI Cabang Kolaka, Ruslan mengatakan, HMI Kolaka menolak kedatangan 500 TKA China, karena mereka bisa menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Sulawesi Tenggara.
“Karena itu, kami menuntut agar DPRD Kolaka segera berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo untuk menyetop kedatangan TKA dari China,” katanya.
Wakil Ketua II DPRD Kolaka, Syarifuddin Rantegau mengatakan, DPRD sudah melayangkan surat penolakan kedatangan 500 TKA China ke Presiden Jokowi dan Gubernur Sultra Ali Mazi.
“Kami juga sepakat untuk menolak kedatangan 500 TKA China tersebut, namun hal tersebut diserahkan kepada pihak yang berwewenang,” tegasnya. (AT Network)
Discussion about this post