ASIATODAY.ID, JAKARTA – Amerika Serikat dan Indonesia memiliki visi yang sama terhadap Kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk komitmen terhadap kebebasan navigasi dan penerbangan.
Indonesia merupakan pemimpin dalam ASEAN dan “jangkar” tatanan berbasis aturan di Indo Pasifik.
“Amerika Serikat senantiasa memiliki keterlibatan mendalam di Indo Pasifik, dan kami serta mitra-mitra kami percaya bahwa cara terbaik untuk menghindari konflik adalah dengan menegaskan kembali nilai-nilai bersama kita. Kami mendukung upaya kuat Indonesia untuk melindungi hak-hak maritimnya dan mempertahankan diri dalam menghadapi agresi Republik Rakyat China (RRC) di Laut China Selatan, termasuk di zona ekonomi eksklusifnya di sekitar Kepulauan Natuna,” demikian siaran pers Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (13/12/2021).
“Kerja sama keamanan merupakan pilar utama kemitraan strategis kita. Amerika Serikat bangga menjadi mitra pertahanan terbesar Indonesia dari segi jumlah latihan dan acara tahunan yang kita ikuti bersama. Kerja sama kita dalam antiterorisme dan melawan ekstremisme kekerasan juga merupakan komponen penting dalam upaya bersama kita membangun dunia yang lebih aman,” lanjut Kedubes.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony J. Blinken akan mengunjungi Indonesia pada tanggal 13-14 Desember dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan pejabat tinggi Indonesia lainnya untuk kembali menegaskan Kemitraan Strategis AS-Indonesia yang kuat, serta arti penting kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.
Selain itu, dalam pertemuan nanti akan dibahas respons terhadap tantangan-tantangan COVID-19 dan krisis iklim, langkah-langkah untuk memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, serta memperluas kerja sama dalam bidang-bidang seperti kerja sama maritim, kesehatan global, dan ekonomi digital.
Memperkuat Kemitraan Strategis AS-Indonesia
Amerika Serikat dan Indonesia memiliki Kemitraan Strategis yang mendalam dan langgeng yang didasari oleh nilai-nilai bersama, termasuk kepercayaan mendasar terhadap demokrasi. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia berada pada posisi yang tepat – baik secara regional maupun global – untuk menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal toleransi beragama, kemajemukan, dan inklusi.
“Memperkuat Kemitraan Strategis dengan Indonesia merupakan prioritas kebijakan luar negeri AS, mengingat status Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, peran kepemimpinannya yang bersejarah dalam ASEAN, dan perannya sebagai presiden G20. Kunjungan Menlu Blinken ke Jakarta merupakan tindak lanjut dari Dialog Strategis AS-Indonesia pertama yang diadakan di Washington pada Agustus 2021, pertemuan antara Presiden Joseph R. Biden dan Presiden Jokowi di Glasgow pada November, serta partisipasi Presiden Jokowi dalam Summit Democracy pada bulan Desember,” demikian siaran pers Kedubes AS di Jakarta, Senin (13/12/2021).
“Pandemi COVID-19 telah menghadapkan kedua negara kita pada sejumlah tantangan, dan kita akan terus bekerja sama untuk mengakhiri pandemi ini dan memperkuat kerangka kesehatan global untuk mencegah pandemi berikutnya. Amerika Serikat telah membagikan lebih dari 25 juta dosis vaksin kepada rakyat Indonesia melalui COVAX dan akan ada lagi pengiriman berikutnya. Kami menantikan kerja sama yang lebih jauh lagi untuk melawan pandemi ini dan memperkuat ekonomi kita,”
“Kedua negara kita berkomitmen untuk melanjutkan kolaborasi erat untuk merespons krisis iklim melalui beragam upaya dan melalui Kelompok Kerja Iklim Bilateral tingkat tinggi, serta mempercepat implementasi pada dekade ini guna membatasi pemanasan suhu bumi hingga 1,5 derajat Celsius. Indonesia juga bekerja sama secara erat dengan Amerika Serikat melalui kolaborasinya dengan Kemitraan Energi Bersih Jepang-AS, yang menargetkan untuk mempercepat upaya dekarbonisasi melalui investasi swasta yang berkelanjutan,”.
Amerika Serikat dan Indonesia berkomitmen untuk memperkuat demokrasi dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
“Setelah Summit for Democracy, kedua negara kita akan terus bekerja untuk menghadapi tantangan-tantangan serius terhadap demokrasi di dalam dan luar negeri dan melakukan upaya-upaya untuk melindungi hak asasi manusia secara lebih baik dan memastikan bahwa demokrasi terlaksana,” lanjut Kedubes AS. (ATN)
Discussion about this post