ASIATODAY.ID, BEIJING – China mengajukan diri sebagai juru damai untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Pemerintah China bahkan mengundang para pihak dari Palestina dan Israel untuk berunding di Negeri Tirai Bambu.
“Kami menyambut para negosiator dari kedua belah pihak untuk melakukan dialog secara langsung di China,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat memimpin pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi Palestina-Israel, Minggu (16/5/2021) waktu setempat.
Dikutip dari Reuters, Senin (17/5/2021) China akan bekerja sama lebih mendalam dengan Norwegia, Tunisia dan anggota DK-PBB lainnya dalam mengatasi krisis tersebut.
Setelah debat terbuka di DK-PBB, China, Norwegia dan Tunisia mengeluarkan pernyataan bersama mendesak penghentian permusuhan di Palestina dan Israel sesegera mungkin.
Ketiga negara tersebut menyatakan sangat prihatin pada situasi di Gaza yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan masyarakat sipil, khususnya anak-anak.
“Kami meminta agar segera disudahi tindak kekerasan, provokasi, penghasutan, perusakan, dan rencana pengusiran. Kami juga prihatin atas kekerasan di Yerusalem Timur, khususnya di sekitar tempat suci, termasuk Masjidil Aqsa, dan mendesak agar status quo bersejarah di situs-situs suci tersebut tetap dihormati,” demikian pernyataan bersama ketiga negara anggota DK-PBB itu.
Sebelumnya, China secara terbuka menuduh Amerika Serikat (AS) mengabaikan penderitaan umat Islam di Palestina, setelah AS memblokir pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menangani konflik Israel-Palestina.
AS memblokir pertemuan yang semula dijadwalkan pada Jumat waktu setempat, meski terjadi pertumpahan darah yang semakin dalam. Namun, Washington dikabarkan setuju untuk memindahkan jadwal pertemuan ke Minggu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menuduh AS berusaha menghalangi Dewan Keamanan untuk berbicara tentang krisis tersebut. AS dikatakan berdiri di sisi yang berlawanan dari komunitas internasional.
“Apa yang kami rasakan, AS terus mengatakan bahwa mereka peduli dengan Hak Asasi Manusia (HAM) umat Islam. Namun, mereka mengabaikan penderitaan rakyat Palestina,” kata Hua.
Dia membandingkan keengganan AS di Dewan Keamanan PBB, dengan seruan agar China mengakhiri penindasan terhadap minoritas Muslim Uighur.
“AS harus menyadari bahwa kehidupan Muslim Palestina sama berharganya,” imbuh Hua.
AS sebagai sekutu utama Israel, telah membela serangan mematikan di negara Yahudi, yang dilakukan sebagai balasan atas tembakan roket dari Hamas sebagai penguasa Jalur Gaza.
Sebaliknya, AS selama ini melancarkan tuduhan terhadap China atas pelanggaran HAM terhadap Uighur. (ATN)
Discussion about this post