ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Kesepakatan Dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China pada periode Donald Trump menyisakan persoalan besar. Pasalnya, AS mengklaim China melakukan wanprestasi senilai US$200 Miliar.
Perwakilan Kementerian Perdagangan AS Katherine Tai, disebut akan mengungkap hal itu dalam negosiasi dengan China, pada hari Senin (4/10/2021) mendatang. Demikian dilaporkan CNBC mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Jumat (1/10/2021).
Dalam kesepakatan dagang dengan AS, China seharusnya menambah impor barang senilai US$ 200 miliar dalam periode 2 tahun, tetapi China gagal menghormati kesepakatan tersebut.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan AS tengah mengevaluasi sanksi atas ketidakpatuhan China, di antaranya tambahan tarif.
Pidato Tai Senin depan bertepatan dengan dimulainya periode tiga bulan terakhir perjanjian dagang AS-China yang ditandatangani eks Presiden AS Donald Trump pada 2019. Dalam kesepakatan, China diminta menambah impor barang dan jasa dari AS antara 1 Januari 2020 sampai 31 Desember 2021 untuk menyeimbangkan neraca dagang AS-China.
Menurut Chad Bown, peneliti dari Peterson Institute for International Economic di Washington, impor China dari AS hingga Agustus lalu baru mencapai 62% dari target US$ 200 miliar. (ATN)
Discussion about this post