ASIATODAY.ID, JAKARTA – American Institute in Taiwan (AIT) bersama Kementerian Luar Negeri (MOFA), Kementerian Perekonomian (MOEA), Kantor Perdagangan dan Perekonomian Eropa di Taiwan, serta Japan-Taiwan Exchange Association mengadakan “Forum Restrukturisasi Rantai Pasokan” (Forum on Supply Chain Restructuring).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menggalang kerja sama dalam merekstruturisasi dan membangun ketahanan rantai pasokan global dan membangunnya menjadi lebih tangguh, demi menghindari ketergantungan kepada China, khususnya di sektor ICT dan medis.
Forum ini turut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, Kepala AIT Brent Christensen, Kepala Senat Republik Ceko Miloš Vystrčil, Kepala Kantor Perdagangan dan Perekonomian Eropa di Taiwan Filip Grzegorzewski, serta Kepala Japan-Taiwan Exchange Association Izumi Hiroyasu.
Di tengah berlangsungnya wabah Covid-19 dan situasi geopolitik yang tidak menentu, AIT dan Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) memutuskan akan memperkuat konsultasi dan kerja sama di bidang restrukturisasi peningkatan ketahanan rantai pasokan, dengan melibatkan kawasan sehaluan seperti India, ASEAN, serta aliansi negara Eropa Tengah Visegrad Group (Republik Ceko, Hongaria, Polandia, Slovakia).
Pelaksanaan kerja sama tersebut akan turut mengonsolidasikan Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP) yang dikeluarkan oleh Taiwan, dan Kebijakan Strategis Indo-Pasifik dari Amerika Serikat.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan di forum ini disebutkan negara-negara mitra didorong untuk menempatkan fasilitas logistik di lokasi yang berdekatan dengan Taiwan dan negara-negara sehaluan lainnya, untuk mengembangkan rantai pasokan baru, serta membangun jaringan rantai pasok yang dapat berfungsi di masa krisis, terjamin, dan aman dari ancaman politik oknum negara tertentu.
Pernyataan ini juga menyebutkan Taiwan akan meningkatkan intensitas dan ruang lingkup pelaksanaan pertemuan internal dan eksternal, meningkatkan hubungan dan jangkauan terhadap negara-negara sehaluan, serta melakukan sharing praktik terbaik dengan negara-negara mitra, untuk mendorong terciptanya tata letak fasilitas rantai pasokan yang baru.
Menlu Joseph Wu menjelaskan, wabah ini telah membuat berbagai negara mulai berpikir bahwa apabila alat pelindung diri dan peralatan penting lainnya dikuasai oleh suatu negara, apa yang harus dilakukan?
“Ini adalah momen bagi Taiwan untuk melakukan restrukturisasi industri. Presiden Tsai Ing-wen akan mengembangkan 6 industri strategis sebagai kebijakan utama, dan di masa depan Taiwan akan mendirikan jaringan industri yang saling menguntungkan dengan negara-negara sehaluan,” jelas Wu dalam keterangan tertulis MOFA, Senin (7/8/2020).
Taiwan akan menjadi mitra kerja sama yang tulus dan teguh, tidak hanya dalam restrukturisasi rantai pasokan, tetapi juga pada restrukturisasi serta penguatan nilai dan prinsip.
Kepala Japan-Taiwan Exchange Association, Izumi Hiroyasu, mengatakan pada tahun 2015 Taiwan dan Amerika Serikat telah mendirikan Global Cooperation and Training Framework (GCTF), dan tahun lalu Jepang turut bergabung sebagai mitra penuh (full partner) GCTF. Ia berharap di masa yang akan datang semakin banyak negara yang bergabung dengan GCTF.
Izumi Hiroyasu menegaskan pada bulan April kemarin, Jepang dan negara-negara ASEAN telah mengeluarkan “Pernyataan Bersama Menteri Ekonomi ASEAN-Jepang”, untuk membangun ketahanan rantai pasokan, demi menghadapi tantangan perekonomian akibat wabah.
Selain itu, Japan-Taiwan Exchange Association saat ini tengah bekerja sama dengan Taiwan, untuk mengembangkan dan mengoperasikan pasar ketiga, yang mengutamakan negara-negara mitra NSP. (AT Network)
Discussion about this post