ASIATODAY.ID, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat total aset di sektor hulu migas Indonesia hingga saat ini mencapai Rp841 triliun. Aset ini terdiri dari tanah, harta benda modal (HBM), harta benda inventaris (HBI) dan material persediaan (MP).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, dari jumlah tersebut ada sekitar 206 blok atau working area yang dimiliki. Adapun rinciannya adalah 90 wilayah produksi dan 116 blok eksplorasi.
“Rp841 triliun total aset hulu migas. Terdiri dari tanah HBM HBI, dan MP,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (24/10/2019).
Dwi menambahkan, informasi terkini soal hulu migas lainnya adalah total basin atau cekungan yang berjumlah 128. Dari jumlah tersebut, 19 basin sudah berproduksi dan 109 cekungan menunggu untuk dieksplorasi.
Mantan Direktur Utama Pertamina itu menambahkan, saat ini ada sebanyak 630 unit platform pengeboran, di antaranya 528 beroperasi dan 102 unit yang tidak beroperasi. Selain itu, tercatat cadangan sebanyak 3,2 Billion Barrel Oil dan 52,5 TCF (Trillion Cubic Feet).
Tak hanya itu, tercatat juga ada sebanyak 206 wilayah kerja (WK) migas, di antaranya 90 WK produksi dan 116 WK eksplorasi. Selain itu juga ada 1.000 lapangan migas dan 3.000 sumur.
“Kalau luas kerjanya sekarang 750 ribu km2, ini katanya 5 kali dari luas lahan sawit,” jelas Dwi.
Dwi mengaku, pihaknya akan terus mencari dan menemukan cadangan baru untuk eksplorasi. Sehingga produksi atau lifitng migas bisa terus meningkat.
“Karena ini, selalu ada peningkatan produksi ketika cadangan ditemukan,” tandasnya. (AT)
,’;\;\’\’
Discussion about this post