ASIATODAY.ID, PYONGYANG – Aliansi trilateral Amerika Serikat, Australia dan Inggris (AUKUS) yang diumumkan pada September lalu, mendapat sorotan dari Korea Utara.
Pasalnya, aliansi itu dianggap sebagai “instrumen perang” AS yang berpotensi menimbulkan “ancaman serius” bagi perdamaian dunia.
AUKUS adalah kemitraan seputar pertukaran teknologi pertahanan antar ketiga negara. Salah satu poin yang menjadi sorotan dalam AUKUS adalah Australia akan menerima teknologi kapal selam bertenaga nuklir dari AS dan Inggris.
“Kekhawatiran kami berasal dari fakta bahwa rencana mentransfer teknologi membangun kapal selam nuklir ke Australia berasal dari AS, negara terbesar dalam hal peperangan dan invasi,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara dikutip dari Sputnik, Rabu (1/12/2021).
“Perjanjian AUKUS membawa awan gelap perang nuklir kepada dunia,” sambungnya.
Ini bukan kali pertama Pyongyang mengungkapkan kekhawatiran mengenai AUKUS. Sebelumnya pada September lalu, seorang perwakilan dari Kemenlu Korea Utara menyebut AUKUS sebagai sebuah langkah berbahaya yang dapat berujung pada perlombaan senjata nuklir dan mengganggu keseimbangan strategis kawasan Asia Pasifik.
Menurut keterangan perwakilan tersebut, AUKUS merupakan sebuah sinyal bahwa Korea Utara harus terus membangun kapabilitas pertahanan jangka panjang, agar bisa selalu siap dalam mengantisipasi perubahan drastis di bidang keamanan global.
Pengumuman kemitraan AUKUS disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China.
Seperti Korea Utara, China juga mengecam AUKUS sebagai kemitraan yang hanya akan memperdalam perlombaan senjata dan menganggu upaya global dalam memerangi proliferasi nuklir.
Kemitraan AUKUS sempat menjadi sorotan global karena berujung pada pertengkaran antara Prancis dan Australia. Paris geram karena Canberra secara sepihak membatalkan perjanjian pembelian kapal selam yang sudah disepakati sebelumnya. (ATN)
Discussion about this post