ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia siap membuka kembali Bali untuk dikunjungi wisatawan domestik dan internasional pada 11 September mendatang. Kebijakan tersebut seiring dengan penerapan new normal.
Meski begitu, pemerintah Australia melarang warganya untuk berwisata ke Bali.
“Jangan berwisata ke Indonesia, termasuk Bali,” demikian keterangan otoritas Australia, Mark McGowan.
Melansir News.com.au, Senin (13/7/2020), Mark bahkan mengatakan, ketika Anda warga Australia dan menetap di Indonesia, tinggalkan negara tersebut.
“Jangan menunda-nunda,” tegasnya.
Sementara itu, penerbangan menuju Indonesia dengan maskapai Qantas dilakukan secara terbatas, namun Virgin dan JetStar menunda penerbangan ke Indonesia. Di sisi lain, Garuda Indonesia menawarkan penerbangan dengan jadwal terbatas.
Dalam situs penerbangan tersebut, diterangkan bahwa biaya penerbangan ke Indonesia setidaknya USD1.000 setelah 11 September. Harga tersebut ternyata tidak termasuk asuransi perjalanan karena pemerintah Australia masih menerapkan lockdown.
Dikatakan juga di sana bahwa, pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia hampir di seluruh provinsi, termasuk Bali. Dengan fakta tersebut, pemerintah Australia bahkan mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia tak lebih baik dari Australia.
“Perawatan medis kritis di Indonesia di bawah standar yang tersedia di Australia,” kata pemerintah Australia.
“Tingkat pengujian di Indonesia pun rendah dilihat dari jumlah populasi yang ada dan data yang akurat tentang transmisi aktual virus tidak jelas. Layanan kesehatan tidak begitu serius,” tambahnya.
Dikatakan juga bahwa warga Australia yang dirawat di Indonesia tidak mendapat pelayanan yang baik. Di waktu yang sama, warga asing tak bisa kembali ke negaranya sampai mereka dinyatakan negatif Covid-19. (ATN)
Discussion about this post