ASIATODAY.ID, CANBERRA – Pemerintah Australia telah menutup ekspor alumina, bijih aluminium, dan bauksit ke Rusia.
Langkah itu dipandang akan memberikan dampak pada proses produksi senjata di Rusia.
“Pemerintah telah menutup ekspor alumina dan bijih aluminium serta bauksit Australia ke Rusia, yang akan membatasi kapasitasnya untuk memproduksi aluminium, ekspor penting bagi Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Ahad (20/3), dikutip dari kantor berita Rusia, TASS.
Menurut Payne, larangan ekspor tersebut akan berdampak pada industri persenjataan Rusia serta sektor otomotif, kedirgantaraan, pengemasan, mesin, dan konstruksi.
“Rusia bergantung pada Australia untuk hampir 20 persen dari kebutuhan aluminanya,” ujar Payne.
Payne menjelaskan, Pemerintah Australia akan bekerja sama dengan eksportir dan badan puncak yang terdampak oleh kebijakan larangan ekspor tersebut guna menemukan pasar baru.
Bersamaan dengan penerapan larangan ekspor, Australia berkomitmen membantu ketahanan energi Ukraina.
“Australia akan mendukung ketahanan energi Ukraina dengan menyumbangkan setidaknya 70 ribu ton batubara termal. Ini mengikuti permintaan bantuan dari Pemerintah Ukraina, didukung oleh Pemerintah Polandia, dan diskusi dengan mitra Eropa lainnya,” kata Payne.
Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu pembangkit listrik tenaga batubara Ukraina tetap beroperasi dan mempertahankan pasokan kepada rakyat di sana. Batubara akan disuplai perusahaan pertambangan batubara terbesar di Australia, yakni Whitehaven Coal.
“Whitehaven Coal dengan cepat mengatur pengiriman, dan Pemerintah sekarang bekerja sama dengan Whitehaven dan Pemerintah Ukraina dan Polandia untuk mengirimkan pasokan secepat mungkin,” imbuh Payne. (ATN)
Discussion about this post