ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diproyeksi mampu mendorong aktivitas perekonomian baru. Selain pariwisata, YIA juga strategis untuk meningkatkan ekspor barang.
Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi, YIA berpotensi mendatangkan wisatawan mancanegara dalam jumlah besar. Apalagi landasan sepanjang 3.250 meter itu dirancang mampu didarati pesawat ukuran besar dari luar negari.
“Persoalan yang dihadapi Bandara Adisutjipto itu kapasitasnya hanya 1,8 juta per tahun, sekarang sudah 8,4 juta per tahun, jadi sangat tidak memadai,” kata Faik saat dihubungi Senin (16/9/2019).
Dengan rancangan landasan tersebut kata dia, YIA dinilai mampu didarati pesawat kargo sehingga produk ekspor bisa dikirim melalui YIA.
“Pasti akan memiliki daya saing lebih ke depan,” imbuhnya.
Pesawat jenis 777 bisa mengangkut kapasitas 30-40 ton sekali angkut. Sementara, pesawat jenis 330, kata Faik, seperti yang dipakai Garuda Indonesia, bisa mengakut sampai 25 ton.
“Penerbangan internasional rencananya akan dibuka awal April atau Mei 2020. Ada proses HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) yang harus dilalui,” jelasnya.
Faik menambahkan operasional penuh YIA ditarget Mei 2020. Sedangkan pengerjaan fisik selesai pada akhir 2019, kemudian dilanjutkan dengan izin.
Ia menekankan pentingnya mitigasi di YIA karena berdekatan dengan laut selatan. Pembuatan kawasan sabuk hijau dan pembatas di dekat pantai disiapkan.
“Mitigasinya yang penting. Kajian BMKG paling tinggi tsunami 12 meter. Barier di pantai, akan disiapkan Pemda. Bangunan bandara YIA ini tahan gempa sampai 8,8 SR. Sabuk hijau dan kawasan penyangga tugas Pemda,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post