ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sebanyak 50 ton Tepung Kelapa Kering (dessicated coconut) yang diproduksi dari Kabupaten Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Jerman. Ekspor itu dilakukan oleh PT. SASL and SONS Indonesia.
PT. SASL And SONS adalah anak perusahaan dari SILVERMILL Group yang berkantor pusat di Srilangka dan telah berdiri selama 99 tahun. Silvermill merupakan salah satu perusahaan pengolahan kelapa tertua di dunia.
Presiden Direktur Silvermill group, Ruwantissa Suresh Anthony Silva, mengungkapkan, selain Tepung Kelapa Kering (dessicated coconut), ke depannya perusahaan akan memproduksi olahan biji kelapa lainnya seperti VCO (virgin coconut oil), coconut milk dan coconut water.
“Saat ini karyawan PT. SASL And SONS di Luwuk mempekerjakan 450 orang karyawan, 60 persen di antaranya adalah wanita. Memproduksi 65 ribu kg/hari tepung kelapa kering. Diharapkan 3 tahun mendatang menjadi 1500 pegawai dan rencana produksi 400rb kg/hari,” terang Suresh melalui keterangannya, Rabu (28/8/2019).
Kepala Kantor Bea Cukai Luwuk, Sigit Santosa mengungkapkan, dengan kegiatan ekspor perdana ini akan sangat berpengaruh dalam perkembangan neraca perdagangan. Bea Cukai juga melakukan asistensi proses ekspor yang dilakukan PT. SASL and SONS Indonesia.
“Sesuai fungsi kami sebagai Trade Facilitator dan Industrial Assistance, Bea Cukai Luwuk mengasistensi mulai dari sebelum proses produksi, impor mesin dan peralatan pabrik dengan fasilitas BKPM. Selanjutnya setelah proses produksi, Bea Cukai mengasistensi dalam proses ekspor mulai dari teknis pengajuan dokumen PEB, penerbitan NPE (Nota Pelayanan Ekspor) sampai dengan terealisasinya ekspor perdana ini,” terang Sigit.
Menurut Sigit, potensi kelapa di Banggai yang besar dan dilanjutkan dengan investasi industri di bidang pengolaan biji kelapa menjadi tepung kelapa, sangat potensi untuk dimanfaatkan dalam menunjang penerimaan negara.
Bea Cukai pun akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait utamanya Pelabuhan Tangkiang di Luwuk agar bisa menjadi pelabuhan ekspor dan daerah Luwuk menjadi penopang perekonomian negara nantinya.
“Diharapkan dengan kegiatan ekspor ini, dapat mendorong kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Banggai dan menjadi penyemangat untuk terus meperkenalkan produk lokal indonesia ke dunia intenasional,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil, mengatakan petani kelapa di Kabupaten Banggai boleh bangga dengan ekspor ini.
“Patut kita apresiasi, ekspor dalam bentuk olahan setengah jadi dan juga langsung. Nilai tambah bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Luwuk,” kata Ali Jamil.
Menurut dia, kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk unggulan perlu ini dijaga. Budidaya berkelanjutan yang dimulai dari pemilihan benih unggul, pertanaman yang baik dan pengendalian hama yang tepat menjadi penting untuk menjaga K3 komoditas ekspor. Selanjutnya produk yang berlimpah, berkualitas dan bebas hama penyakit miliki peluang di pasar ekspor. Sebagai otoritas karantina, Barantan menjadi penjamin kesehatan dan keamanan sesuai dengan standar perdagangan internasional.
Bupati Banggai, Herwin Yatim menyampaikan apresiasinya kepada Kementan. Pembangunan pertanian yang berbasis kawasan mulai dirasakan manfaatmya.
Bupati menyebutkan, kini jajarannya dapat mengintegrasikan investasi di wilayahnya dengan potensi yang ada. Contohnya, potensi kelapa di Banggai yang besar dan dilanjutkan dengan investasi industri di bidang tepung kelapa. Produk berlimpah, industri olahan tersedia dan pasar ekspor yang terbuka, jelas Bupati.
Saat ini, komoditas unggulan ekspor asal Provinsi Sulteng berupa getah pinus, kayu ebony, kopra, cengkeh, kakao biji, rumput laut, dan rotan.
Sementara negara tujuan ekspornya meliputi Cina, Pakistan, India, Jepang, Belanda, Singapura, Taiwan, Malaysia hingga Argentina.
Berdasarkan data dari sistem otomasi perkarantinaan IQFAST di wilayah kerjanya, tahun 2018 tercatat nilai ekonomi ekspor pertanian mencapai Rp 72 miliar. Sementara di tahun 2019 hingga bulan Juli telah mencapai Rp 94 miliar. Melampaui pencapai tahun lalu sebesar 22%, dan diprediksi bakal meningkat signifikan hingga akhir tahun. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post