ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bencana banjir melanda wilayah Korea Selatan tengah. 13 korban jiwa dan 13 orang lainnya dilaporkan hilang dalam bencana itu.
Korban meninggal dilaporkan di Pyeongtaek dan Gapyeong, Provinsi Gyeonggi akibat tertimpa tanah longsor.
Markas Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korsel melaporkan hingga Selasa (4/8), lebih dari 1.000 orang dilaporkan mengungsi dan 5.751 hektare lahan pertanian terendam banjir. Jalan raya, jalur kereta api, dan jembatan di ibu kota Seoul juga turut terendam banjir.
Lebih dari 25 ribu polisi dan petugas pemadam kebakaran turun tangan untuk membuka akses fasilitas publik yang sempat terputus.
Hingga saat ini ada enam rute kereta api, termasuk jalur Chungbuk, Taebaek, dan Yeongdong yang belum bisa beroperasi normal.
Melansir kantor berita Yonhap, Presiden Moon Jae-in menggelar pertemuan darurat untuk mendesak pemerintah daerah mengambil langkah agar tidak ada tambahan korban jiwa. Moon juga meminta para pejabat mewaspadai potensi tanah longsor karena intensitas hujan yang masih tinggi.
Prakiraan cuaca menunjukkan hujan masih akan turun dengan intensitas tinggi hingga beberapa hari ke depan.
Hujan dengan intensitas 100 hingga 300 mm diperkirakan akan turun di beberapa bagian provinsi Seoul, Gyeonggi, dan Chungcheong Utara. Sementara di beberapa daerah curah hujan diperkirakan mencapai 500 mm.
“Karena hujan lebat, kerusakan telah dilaporkan di daerah tengah sehingga aliran sungai dan waduk meluap. Tanggul jebol hingga merendam underpass. Aktivitas warga di luar ruangan harus dibatasi karena khawatir kerusakan meluas dan intensitas hujan juga masih lebat,” tulis badan cuaca tersebut. (ATN)
Discussion about this post