ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Dunia menyatakan Indonesia belum membutuhkan pinjaman utang dalam jumlah besar. Pasalnya, program prioritas pemerintah 2020 berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia atau human capital.
“Kami tidak melihat bahwa Indonesia membutuhkan pendanaan yang sangat besar,” terang perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Program pengembangan SDM ini sudah ditawarkan pemerintah Indonesia ke Bank Dunia. Namun detail program itu masih menunggu pengumuman kabinet periode kedua Oktober nanti.
“Kami tetap berkomitmen untuk tetap mendukung pengembangan SDM di Indonesia. Angka stunting sudah turun, begitu juga program-program pendidikan,” imbuhnya.
Meski Indonesia belum butuh dana besar, Bank Dunia tetap memberikan alokasi pinjaman dalam batas normal yakni USD2 miliar per tahun. Jumlah itu tidak terlalu besar untuk negara berkembang seperti Indonesia.
“Masih dalam batas normal. Sekitar USD2 miliar per tahun,” ujar Rodrigo.
Pemerintah menjadikan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai tema utama dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020.
Fokus RAPBN itu diarahkan pada lima hal utama, yakni pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi.
Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi aging population. Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Kelima, antisipasi ketidakpastian global. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post