ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ekonomi Indonesia diproyeksi akan tumbuh di atas 5% hingga akhir 2023.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi saat mengulas perkembangan makro ekonomi dan beberapa parameter yang menjadi indikator utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Darmawan, hingga akhir 2023, pihaknya optimistis ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh di atas 3%.
“Pada kuartal III 2023, kami melihat kondisi ekonomi di Indonesia sangat baik, sebagaimana tercermin pada grafik Mandiri Spending Index yang menunjukkan tren kenaikan, dengan melihat kestabilan yang ada, kami optimis bahwa ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh di atas 5% di tahun 2023 ini,” jelas Darmawan Junaidi dalam “Paparan Publik Laporan Keuangan Triwulan III/2023 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk” secara daring, dikutip Selasa (31/10/2023).
Darmawan mengatakan tingkat inflasi Indonesia pada bulan September 2023 berada di 2,28%, jauh lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Desember 2022 yang mencapai 5,5%. Namun, Bank Mandiri memproyeksikan tingkat inflasi dapat mencapai level 3% di akhir tahun 2023.
“Terakhir dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia dari 5,75% menjadi 6%, kami memproyeksikan tingkat suku bunga Bank Indonesia akan tetap terjaga di level yang sama hingga akhir tahun 2023,” jelasnya.
Pada kuartal III 2023 atau Juli-September 2023, PT Bank Mandiri Tbk membukukan kinerja yang sangat baik dengan laba bersih secara konsolidasi mencapai sebesar Rp 39,1 triliun atau tumbuh 27,4% year-on-year (yoy).
Darmawan Junaidi memaparkan beberapa pencapaian yang merupakan highlight, salah satunya terkait dengan aset Bank Mandiri yang mencapai Rp2.007 triliun atau tumbuh sebesar 9,11% YoY dan kredit konsolidasi sebesar Rp1.316 triliun atau tumbuh 12,7 YoY.
Secara nasional kredit di bulan September 2023 tumbuh sebesar 8,96% yoy dan DPK tumbuh sebesar 6,5% yoy.
“Di sisi lain kredit dan DPK Bank Mandiri secara konsolidasi di bulan yang sama dapat tumbuh lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional yaitu masing-masing sebesar 12,7% YoY dan 6,6% YoY,” ungkap Darmawan. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post