ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Mandiri siap melebarkan sayap di Asia Tenggara dengan membidik pasar di Filipina, Vietnam dan Malaysia.
Direktur Treasury, International Bangking & SAM Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan rencana ekspansi ini sebagai upaya mengoptimalisasi kapitalisasi perseroan.
Di Filipina, perseroan akan lebih melakukan aksi akuisisi. Sementara, di Vietnam dan Malaysia, perseroan akan membuka bisnis bank yang baru.
“Ada arrangement terkait dengan qualified Asian Banks sehingga proses masuk ke Filipina dan Malaysia saat ini terus dikaji, sedangkan Vietnam punya potensi dari GDP growth yang tinggi dan banyaknya ekspansi perusahaan Indonesia ke sana,” ujarnya, Selasa (10/12/2019).
Darmawan memastikan ekspansi ke luar negeri tersebut guna mendukung rencana jangka panjang perseroan. Sementara dalam jangka pendek dan menengah perseroan lebih memilih ekspansi dalam negeri khususnya dalam membesarkan anak usaha.
Menurut Darmawan, perseroan belum sampai tahapan persiapan anggaran dalam menggencarkan aksi ekspansi luar negeri. Pastinya di tiga negara di atas pasar konsumer dan mikro akan menjadi fokus mengingat belum banyak di sana.
Tantangan Persaingan
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto menilai Bank Mandiri memiliki tantangan yang cukup besar pada 2020. Salah satunya terkait implementasi Qualified ASEAN Bank (QAB) yang mana Bank Mandiri menjadi salah satu yang mengajukan diri untuk melebarkan sayapnya di Asean.
“Kalau Indonesia sudah ratifikasi dan setuju dengan agreement ini, maka Bank di Indonesia terutama anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) boleh punya cabang (full branch) di negara ASEAN lainnya. Sebaliknya secara resiprokal bank ASEAN lain seperti DBS, OCBC NISP, CIMB Niaga, Bangkok Bank dan lain-lain juga boleh buka cabang di Indonesia,” terangToto.
Apabila QAB diimplementasikan, lanjut Toto, pertanyaannya apakah bank mandiri beserta Himbara lainnya bisa cukup kompetitif menghadapi bank-bank swasta milik asing?
Toto menjelaskan, selisih antara tingkat suku bunga lending dan borrowing, dari anggota Himbara memiliki range antara empat persen sampai tujuh persen. Sementra DBS, OCBC NISP, CIMB Niaga range antara satu persen hingga dua persen. Artinya bank dari luar jauh lebih efisien dibandingkan bank di Indonesia.
“Tantangannya bagaimana Mandiri bisa meningkatkan efisiensi tersebut. Juga bagaimana supaya Mandiri bisa meningkatkan fee based income atau pendapatan nonbunga,” tuturnya.
Ke depan kata Toto, Bank Mandiri bisa lebih banyak menyalurkan pembiayaan di sektor digital seperti financial technology (fintek) dan e-commerce. “Sehingga pendapatan bank tidak terlalu bergantung dari spread bunga yang tinggi,” paparnya.
Mengenai QAB, adalah bank-bank terbaik dari negara-negara Asean yang mendapat konsesi-konsesi dalam hal akses pasar dan perizinan cakupan operasional. QAB akan mendapat perlakuan sebagaimana bank lokal dalam hal cakupan operasionalnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post