ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pengusaha budidaya ikan Kerapu di Belitung melakukan ekspor 15 ton ikan kerapu ke Hongkong, China dengan nilai ekspor mencapai USD90.000.
Ekspor dilakukan oleh CV. Sinar Mandiri dan merupakan aktivitas ekspor kerapu pertama kali di Kabupaten Belitung sejak Pandemi Covid-19.
Ekspor tersebut difasilitasi oleh Bupati Belitung, Sahani Saleh, Bea dan Cukai Tanjungpandan dan Perwakilan Kantor Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Wilayah Kerja Tanjungpandan.
Ikan kerapu ini bersumber dari hasil panen di Keramba Jaring Apung (KJA) yang terletak di perairan pulau RU, Desa Pegantungan, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.
“Ini ekspor perdana di tengah pandemi covid-19 dan memang selama ini untuk ekspor berhenti sementara karena corona, dan ini mulai lagi,” kata Sahani, dalam keterangan, Rabu (15/7/2020).
Ekspor ikan kerapu ini merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kembali perekonomian masyarakat Belitung saat pandemi covid-19.
Sahani memastikan usaha budidaya kerapu akan menjadi program prioritas kedepan dan akan terus dikembangkan, mengingat potensi budidaya laut di Belitung sangat luar biasa.
“Karena budidaya perikanan ini juga multiplayer effect dan ini berdampak kepada nelayan kecil. Seperti pakan (makanan) ikan kerapu, itu dari nelayan kecil dan itu bukan sedikit, banyak sekali untuk satu hari. Oleh karenanya saya kira nanti Pemda akan menjadikan budidaya perikanan ini sebagai program prioritas daerah dan diharapkan mampu menopang perekonomian,” ujarnya.
Sebagai daerah kepulauan, Belitung memiliki potensi sektor perikanan yang melimpah. Pertumbuhan sektor perikanan terbilang cepat meningkat lantaran, selain pengembangan budidaya difokuskan untuk komoditas ekspor, juga karena letak geografis Belitung yang memiliki kemudahan akses dengan negara tujuan ekspor, terutama Hongkong.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menggenjot ekspor untuk komoditas unggulan budidaya, termasuk kerapu. Ia menilai, kerapu berpotensi menjadi salah satu unggulan dalam meraup devisa ekspor.
“Pertumbuhan ekonomi kita saat ini sedang tertekan sangat dalam akibat pandemi Covid-19, oleh karenanya salah satu upaya yang harus dilakukan yakni dengan menggenjot nilai ekspor. Sebagai sektor strategis berbasis pangan tentu akuakultur harus mampu berkontribusi lebih besar dalan mendorong pertumbuhan ekonomi. KKP terus berupaya melakukan pengembangan budidaya di kawasan kawasan potensial guna menggenjot produksi”, ungkap Slamet.
Slamet juga memastikan bahwa saat ini market demand untuk kerapu di negara tujuan ekspor kembali terbuka dan menunjukkan trend yang mulai meningkat.
“Negara tujuan ekspor kerapu yakni China sudah kembali membuka impor paska pandemi Covid-19. Tentu ini peluang besar bagi kita untuk mengisi kekosongan market share yang ada. Market demand yang kembali naik, juga secara langsung memicu geliat usaha budidaya kerapu di berbagai daerah. Saya kira ini yang harus kita dorong terus”, tegas Slamet. (AT Network)
Discussion about this post