ASIATODAY.ID, BEIJING – Otoritas China meledakkan sebagian bendungan di provinsi Anhui timur. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi tekanan banjir di negara itu.
Air yang naik di China bagian tengah dan timur menyebabkan lebih dari 140 orang meninggal dan hilang. Banjir ini telah mempengaruhi sekitar 24 juta warga yang tinggal di wilayah itu sejak awal Juli 2020.
Melansir Straits Times, Senin (20/7/2020), dilaporkan bahwa pihak berwenang telah mengadopsi langkah-langkah seperti mengalihkan air ke bendungan cadangan untuk menjaga tingkat air. Ini berfungsi ketika sungai dan danau besar airnya sudah meluap.
Di Anhui, sebuah bendungan di sungai Chu dihancurkan pada Minggu, 20 Juli 2020. Pihak berwenang mengatakan tindakan tersebut diambil untuk memastikan keselamatan orang yang tinggal di dekatnya.
“Karena hujan terus-menerus, permukaan air Sungai Chu, anak sungai dari Sungai Yangtze telah bergerak menyebabkan air semakin tinggi,” kata media setempat.
Peledakan bendungan diperkirakan akan mengurangi tingkat Sungai Chu sekitar 70 centimeter. Media China mengatakan air dilepaskan dan disalurkan ke dua kolam penyimpanan di hilir.
Sementara itu, Anhui memiliki 35 sungai dan danau dengan tanda air tinggi melebihi biasanya, termasuk Sungai Yangtze dan Huaihe. Selama akhir pekan, Dam Tiga Ngarai juga membuka pintu air setelah ketinggian air naik lebih dari 15 meter. (ATN)
Discussion about this post