ASIATODAY.ID, SURABAYA – Bank Indonesia mencatat selama triwulan pertama tahun 2019, arus investasi dan ekspor antar daerah (domestik) di Jawa Timur cukup melambat.
Pasalnya, pada periode itu, BI mencatat investasi dan ekspor cuma tumbuh 7,0 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).
Padahal, pada triwulan sebelumnya, perdagangan antar daerah Jatim mampu mencatat pertumbuhan hingga 22,5 persen (yoy).
Menurut BI sebagaimana yang dituangkan dalam Data Laporan Perekonomian Provinsi (LPP), perlambatan permintaan mitra dagang domestik diperkirakan menjadi faktor melambatnya ekspor antar daerah Jatim pada periode laporan. Selain itu, juga terjadi perlambatan impor antar daerah akibat menurunnya kinerja ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Antara lain, perlambatan ekonomi Kalimantan serta pelemahan kinerja ekonomi Papua seiring terus melambatnya produksi PT Freeport Indonesia akibat pengalihan fokus perusahaan dari penggalian open pit Grasberg (yang diperkirakan habis pada semester I 2019) menjadi underground mining.
“Perlambatan kinerja perdagangan antar daerah turut tercermin dari negatifnya arus neto bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak,” terang kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Selasa (23/7/2019).
Dikatakan, volume bongkar muat pada Pelabuhan Tanjung Perak mencatatkan defisit 354.000 ton pada triwulan I 2019, lebih tinggi dibandingkan defisit pada triwulan IV 2018 yang sebesar 252.000 ton. Hal tersebut terjadi karena peningkatan arus bongkar (dari 916.000 ton menjadi 1,4 juta ton) yang lebih tinggi dibandingkan arus muat (dari 664.000 ton menjadl 1,07 juta ton).
“Berdasarkan data PT Pelindo III, komoditas ekspor antar daerah terbesar Jatim yang dimuat di Pelabuhan Tanjung Perak adalah olahan minyak sawit, besi dan beton,” ungkap Difi.
Kinerja ekspor antar daerah Jatim di triwulan II 2019 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2019. Ini seiring peningkatan konsumsi mitra dagang domestik Jatim dalam rangka menyambut momentum Ramadhan dan Idul Fitri 1440 Hijriah.
Peningkatan kinerja perdagangan antar daerah pada triwulan II 2019 diperkirakan didorong oleh peningkatan permintaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumsi oleh mitra dagang utama Jatim.
“Pelemahan kinerja ekonomi global dan perkiraan pelemahan harga komoditas di tingkat global, diperkirakan memberi tekanan pada permintaan ekspor antar daerah Jatim,” tandas Difi. (Lis/AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post