ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Presiden AS Joe Biden untuk pertama kalinya menggelar pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping.
Bidan mengatakan, kedua pemimpin harus memastikan hubungan mereka tidak mengarah ke konflik terbuka, termasuk dengan memasang pagar pembatas “akal sehat”.
Biden juga berharap, Xi siap melakukan percakapan yang jujur tentang hak asasi manusia (HAM) dan masalah keamanan ketika keduanya memulai pertemuan yang dimaksudkan untuk menurunkan ketegangan antara dua negara adidaya global tersebut.
Biden berjanji untuk menangani bidang-bidang yang menjadi perhatian Washington, termasuk hak asasi manusia dan isu-isu lain di kawasan Indo Pasifik.
“Mungkin saya harus memulai lebih formal, meskipun Anda dan saya tidak pernah seformal itu satu sama lain,” kata Biden kepada Xi melalui konferensi video saat kedua pemimpin terlibat dalam pembicaraan paling ekstensif sejak Biden menjadi presiden pada Januari.
Xi mengatakan dia sangat senang melihat Biden, yang dia sebut sebagai “teman lama”, dan mengatakan bahwa kedua belah pihak harus meningkatkan komunikasi dan kerja sama untuk menyelesaikan banyak tantangan yang mereka hadapi.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri China, presiden Xi menekankan, hubungan China-AS yang “sehat dan stabil” diperlukan untuk “memajukan perkembangan kedua negara dan untuk menjaga lingkungan internasional yang damai dan stabil”.
“China dan AS harus saling menghormati, hidup berdampingan dalam damai, dan mengupayakan kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Xi.
Dia juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja dengan Biden untuk membangun konsensus dan mengambil langkah aktif untuk memajukan hubungan kedua negara ke “arah yang positif”.
Pembicaraan, yang diprakarsai oleh Biden, dimulai setelah 19.45 waktu AS pada Senin (15/11/2021) atau Selasa (16/11/2021) sekitar pukul 7.45 WIB, dimaksudkan untuk menetapkan persyaratan untuk kompetisi AS-China di masa depan.
Biden diperkirakan akan menekan Beijing untuk menghormati aturan internasional tentang perdagangan dan masalah keamanan.
Saat-saat awal dialog video kedua pemimpin diamati oleh sekelompok kecil wartawan yang bergabung dengan Biden di ruang konferensi Sayap Barat sebelum para kepala negara berbicara secara pribadi dalam pertemuan yang diperkirakan akan berlangsung beberapa jam oleh para pejabat AS.
Kedua belah pihak berharap pembicaraan akan membuat hubungan tidak terlalu sengit.
Amerika Serikat dan China, ekonomi terbesar di dunia, tidak setuju tentang asal mula pandemi Covid-19, aturan perdagangan dan persaingan, perluasan persenjataan nuklir Beijing dan tekanan yang meningkat terhadap Taiwan, di antara masalah-masalah lainnya. (CNA/Reuters)
Discussion about this post