ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Republik Indonesia membuka kesempatan jejaring investasi syariah global melalui Global Islamic Investment Forum (GIIF) 2022 yang digelar 24-25 Maret 2022.
Anggota Badan Pelaksana Bidang Investasi dan Kerja Sama Luar Negeri BPKH, Hurriyah El Islamy menyampaikan ada sejumlah kerja sama yang akan diresmikan melalui gelaran ini.
“Sudah ada beberapa MoU yang lahir dari acara GIIF, baik yang dilaksanakan pada tahun lalu maupun tahun ini,” katanya dalam konferensi pers GIIF 2022 di Pullman Hotel Jakarta Central Park, Jumat (25/3/2022).
GIIF 2022 mempertemukan stakeholder bidang investasi syariah global yang berpotensi untuk saling menjalin kolaborasi.
GIIF 2022 mengumpulkan puluhan lembaga investasi syariah, khususnya di sektor haji umrah dari seluruh negara.
Menurut Hurriyah, networking harus terus dijalankan meski dengan segala keterbatasan karena pandemi Covid-19. Investasi syariah juga dinilai menjadi alternatif terbaik dalam mengatasi tuntutan untuk segera bangkit dalam pemulihan ekonomi global.
Hurriyah mengatakan, BPKH akan menjalin kerja sama dan investasi dengan sejumlah pihak global, khususnya untuk keperluan ibadah haji di Arab Saudi. Ini akan menjadi implementasi dari investasi langsung BPKH di luar negeri.
“Pada kesempatan ini, kita akan tanda tangan kerjasama dengan muassasah, juga dengan pabrik makanan untuk keperluan katering jamaah haji, dan juga dengan Islamic Development Bank (IsDB),” katanya.
Selain itu, sejumlah kerjasama investasi lainnya juga sedang dalam tahap finalisasi. Investasi luar negeri ini akan meliputi akomodasi, transportasi, layanan jasa makanan, rumah sakit, pembiayaan, infrastruktur, dan investasi langsung lainnya.
Secara rinci, proyek-proyek tersebut diantaranya pabrik makanan dan hotel Indonesia di Makkah, rumah Indonesia, rumah sakit, perusahaan ekspor impor, kerja sama pabrik elektrik bus, truk, dan kendaraan custom, perusahaan transportasi, rest area antara Madinah-Makkah, hingga untuk distribusi daging DAM ke Indonesia.
Total investasi sektor usaha tersebut yakni senilai Rp30 triliun dengan nilai manfaat per lima tahun mencapai Rp24,78 triliun, dan efisiensi sebesar Rp 1,67 triliun.
Kerjasama ini juga akan melibatkan 1.230 tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi.
Selain itu, BPKH menargetkan total benefit tidak langsung sebesar Rp 19,97 triliun, capital inflow devisa sebesar Rp 159,0 triliun, dan total nilai ekonomi ekosistem perhajian sebesar Rp 205,47 triliun.
Secara rinci, investasi pada akomodasi yakni sebesar Rp22 triliun, transportasi Rp3,5 triliun, rumah sakit Rp 1,12 triliun, layanan jasa makanan Rp240 miliar, pembiayaan Rp1 triliun, infrastruktur lainnya Rp1,6 triliun, dan investasi langsung lainnya Rp540 miliar.
Secara umum, investasi di luar negeri memberikan yield return yang cukup tinggi. Seperti investasi lainnya di luar negeri pada tahun kelima diperkirakan mencapai 14 persen, dan investasi langsung di luar negeri mencapai 20 persen.
“Jika dibandingkan dengan investasi di dalam negeri yang masing-masing 8 persen dan 9 persen,” tandasnya. (ATN).
Discussion about this post