ASIATODAY.ID, JAKARTA -British Council, Organisasi internasional Inggris untuk kesempatan pendidikan dan kebudayaan mengumumkan pemenang IELTS Prize 2020.
Di tahun kesembilannya, IELTS Prize telah mendukung lebih dari 270 siswa di Asia Timur untuk mewujudkan mimpi mereka belajar di luar negeri.
Tahun ini, 29 orang pemenang di Asia Timur ditambahkan ke dalam daftar, termasuk tiga peserta tes IELTS luar biasa di Indonesia yang telah dianugerahi hadiah lokal IELTS Prize 2019/2020.
British Council menerima lebih dari 1,400 pendaftaran dan melakukan wawancara dengan lebih dari 100 orang individu berbakat, yang bukan hanya sukses dalam tes IELTS, tetapi juga dapat menyampaikan niat dan tujuan mereka untuk berkontribusi kepada masyarakat setelah belajar.
Tiga peserta tes terbasik di Asia Timur memenangkan IELTS Prize regional
Tiga pemenang regional IELTS Prize mendapatkan hadiah sebesar Rp1 miliar dan dianugerahi sebagai siswa terbaik di Asia Timur akan mengejar pendidikan di universitas impian mereka di tahun akademik 2020/2021 atau 2021/2022.
26 orang pemenang dari berbagai negara dan wilayah di Asia Timur juga mendapatkan hadiah lokal sebesar Rp2.3 miliar.
“Belajar di Inggris adalah sesuatu yang selalu ingin saya capai, dan tidak akan membiarkan gangguan yang ada saat ini menghentikan niat saya. Sekarang saya menuju Inggris, untuk belajar di London School of Economics. Mendapatkan IELTS Prize akan membantu saya mewujudkan ambisi pendidikan dan karir saya, dan memberikan saya lebih banyak kepastian di waktu yang penuh ketidakpastian ini,” kata Pemenang Regional Grand Prize Hyunah Kim, sebagaimana keterangan tertulis British Council yang diterima, Jumat (4/9/2020).
Hadiah lokal IELTS Prize dianugerahkan kepada tiga peserta tes luar biasa di Indonesia.
Ketiga pemenang lokal di Indonesia adalah Danielle Theophilia Pratama, Florence Yokhebed Valerie dan Lidwina Kristantia.
Pemenang lokal pertama Danielle merasa bahwa IELTS Prize dengan sukses mengubah mimpi dan aspirasi menjadi nyata.
Ia mengatakan, “IELTS Prize merupakan bagian yang sangat penting dalam perjalanan belajar saya dan IELTS Prize bukan hanya mendukung secara finansial untuk pendidikan, hadiah juga memiliki peran untuk mendorong motivasi dan kepercayaan diri saya untuk tetap maju.”
Pandemi Covid-19 telah mengacaukan rencana belajar jutaan siswa yang telah merencanakan sekolah di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan dan prospek karier mereka.
Asia Timur adalah salah satu pasar terbesar untuk siswa yang ingin belajar di Inggris, Amerika Utara dan Australia.
IELTS, tes kemampuan bahasa Inggris beresiko tinggi yang paling popular, telah menjadi bagian penting dalam kebutuhan siswa untuk mendaftar.
Steve Adams, Director Examinations, untuk British Council di Asia Timur mengatakan, IELTS Prize mengakui siswa dengan performa tinggi yang telah mendemonstrasikan kemampuan akademik dan komitmen untuk unggul saat belajar di luar negeri.
Lebih penting lagi, mereka menunjukkan determinasi untuk mangambil apa yang telah mereka pelajari saat berada di luar negeri dan menggunakannya untuk memberi manfaat kepada masyarakat saat kembali pulang.
“Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk membantu individu-individu berbakat ini menunjukkan diri di dunia yang saat ini berubah dengan cepat. Belajar di luar negeri adalah salah satu cara untuk mereka mengembangkan diri untuk masa depan,” imbuhnya.
Sebagai referensi, sejak 2011 British Council IELTS Prize (Asia Timur) telah membuat lebih dari 270 peserta tes IELTS untuk mengejar pendidikan di seluruh dunia, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan banyak lagi.
IELTS Prize diberikan kepada individu berkualitas tinggi dengan motivasi untuk mengembangkan karier mereka, untuk mengejar gelar sarjana atau pasca sarjana di bidang disiplin yang mereka pilih di institusi pendidikan lebih tinggi yang menerima IELTS sebagai bagian pendaftaran di seluruh dunia.
Sementara IELTS Prize tidak ditujukan untuk siswa di jurusan tertentu, British Council bertekad untuk mendukung peserta tes yang berhasil mendemonstrasikan potensinya berkontribusi kepada masyarakat dengan apa yang telah mereka raih melalui pengalaman belajar mereka.
Tahun ini, dikarenakan situasi Covid-19, demi mendukung perubahan rencana siswa dan untuk mendukung impian belajar mereka lebih baik, British Council telah memperpanjang kelayakan untuk mereka yang menunda masa studi mereka hingga tahun akademik berikutnya di 2021/22. (AT Network)
Discussion about this post