ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk. menargetkan adanya kenaikan volume produksi tambang batu bara menjadi 50 juta ton pada 2024. Peningkatan volume ini sebagai upaya untuk memaksimalkan keuntungan perseroan dari cadangan batu bara yang dimiliki saat ini.
Menurut Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman, target itu dua kali lipat dari volume produksi selama ini sebesar 25 juta ton per tahun.
“Perseroan memiliki cadangan batu bara sebanyak 3,3 miliar ton. Oleh karena itu, perseroan ingin memaksimalkan pendapatan dan meningkatkan keuntungan dengan menaikkan tingkat produksi,” ujarnya melalui melalui keterangannya, Jumat (30/8/2019).
Peningkatan produksi itu akan digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari pemenuhan kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang Sumsel-8, proyek gasifikasi Tanjung Enim, peningkatkan kebutuhan batu bara domestik, serta ekspor terutama ke emerging market.
“Peningkatan produksi tersebut tentunya akan berdampak kepada peningkatan kinerja keuangan perseroan, yang pada akhirnya akan kembali kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya,” imbuhnya.
Dana yang dibutuhkan cukup besar untuk mencapai target produksi 50 juta ton. Kebutuhan itu di antaranya untuk menyiapkan infrastruktur pertambangan, membangun sumber daya manusia, proyek PLTU dan gasifikasi, serta membangunan sistem manajemen yang baik.
Sebagai sumber pendanaan kata Suherman bersumber dari internal perseroan serta eksternal atau pinjaman. Pendanaan eksternal khususnya diperlukan untuk infrastruktur logistik dan proyek pengembangan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Budi Gunadi mengatakan peningkatan produksi PTBA hingga dua kali lipat terbilang ideal. Langkah itu menurutnya untuk mendukung proyek penghiliran perseroan ke depan.
PTBA menganggarkan investasi Rp6,47 triliun pada 2019. Jumlah itu akan digunakan Rp1,13 triliun untuk investasi rutin dan sisanya Rp5,35 triliun untuk investasi pengembangan.
Beberapa proyek pengembangan milik PTBA yakni Proyek Gasifikasi atau Penghiliran Tambang Peranap, Proyek Gasifikasi Tambang Tanjung Enim, Pembangkit Listrik (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8, PLTU Feni Halmahera Timur, dan proyek angkutan batu bara. (AT Network)
Discussion about this post