ASIATODAY.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan bahwa proyek pembangunan kereta cepat Jakarta- Bandung langsung dikerjakan setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah terkait penyertaan modal negara (PMN) dan komitmen pendanaan dari China Development Bank (CDB).
“Masuknya investasi pemerintah melalui PMN kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku leading konsorsium itu bakal mengakselerasi pengerjaan proyek setelah sempat tersendat akibat dampak pandemi Covid-19,” kata Dwiyana Slamet Riyadi dalam keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).
Secara terperinci, struktur pembiayaan KCJB adalah 75% dari nilai proyek dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dan 25% dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari 25% ekuitas, 60% berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas.
Sehingga pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15% dari proyek, sedangkan sisanya sebesar 85% dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, tanpa adanya jaminan pemerintah Indonesia.
Dwiyana mengatakan progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kini sudah mencapai lebih 79%.
Bahkan saat ini, rangkaian kereta atau electric multiple unit (EMU) untuk proyek tersebut sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, China, dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi internasional ISO 9001.
Kereta cepat Jakarta-Bandung masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan China.
Pengerjaan proyek ini menggunakan teknologi tinggi sehingga bisa menjadi lompatan bagi Indonesia. Terlebih, kedua negara juga telah melakukan transfer knowledge sehingga para pekerja di Indonesia memiliki kesempatan meningkatkan kompetensinya.
Progres pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung cukup akseleratif.
Sekadar membandingkan, proyek serupa juga dibangun di India oleh konsorsium perusahaan asal Jepang. Namun pengerjaan kereta cepat 508 kilometer itu macet.
Dilansir Indian Express, macetnya kereta cepat itu akibat imbas pandemi Covid-19 sehingga pengerjaan proyek itu mundur dari rencana awal 2023 menjadi 2028. (ATN)
Discussion about this post