ASIATODAY.ID, BANDUNG – Setelah menggelar West Java Investment Summit (WJIS) 2019 pada Jumat (18/10/19), Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat menyelenggarakan CEO Ambassador Breakfast Meeting di Hotel Horison, Kota Bandung, Kamis (24/10/19).
Kegiatan ini untuk mengakselerasi investasi melalui penerapan proactive government.
Dalam WJIS 2019, ada 26 penandatangan kesepahaman (MoU) antara pihak-pihak yang akan melakukan pembangunan di Jabar dengan nilai investasi Rp 53,8triliun.
Sedangkan dalam CEO Ambassador Breakfast, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mempresentasikan potensi-potensi prospek dan informasi terkait investasi kepada Duta Besar (Dubes) negara sahabat untuk Indonesia dan sejumlah CEO perusahaan ternama.
Para Dubes dan CEO pun dapat menggali potensi maupun tata cara berinvestasi di Tanah Pasundan dalam bentuk tanya jawab. Selain Emil, sejumlah kepala dinas ikut menjawab pertanyaan-pertanyaan para Dubes dan CEO secara komprehensif.
Acara tersebut merupakan kerja sama antara Pemdaprov Jabar dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang dipimpin oleh Dino Pati Djalal.
“Ini adalah contoh, kami sedang mempraktikkan door to door marketing untuk Jawa Barat, bukan jaga warung,” terang Ridwan Kamil, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/10/2019).
Hadir dalam pertemuan itu di antaranya Duta Besar Polandia Beata Stoczyska, serta Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat.
Sementara petinggi perusahaan yang hadir di antaranya dari TVS Motor Company, Pevali Group International, Indo Bharat Rayon, Huawei Tech Investment, Rovert BOSCH Indonesia, Melchor Group Indonesia, Star Energy Geothermal, L’Oréal Indonesia Plant, serta Bank of China Jakarta Branch.
“Hari ini kami mengundang satu grup yang tadi didatangkan Pak Dino. Kami jualan investasi US$ 59 miliar untuk proyek infrastruktur. Sektor energi sendiri kan 30 milliar dolar, dan lain-lain,” jelasnya.
Selain peluang investasi, pertemuan itu juga menjaring keluhan investor yang berinvestasi di Jawa Barat.
“Di forum ini tidak hanya menjelaskan, tapi juga mendengarkan curhat. Salah satunya dari Korea, masalah buruh yang menuntut upah tinggi,” kata dia.
Ridwan Kamil menjanjikan, dirinya akan menjadi jembatan bagi investor di Jawa Barat untuk berbicara dengan pemerintah pusat mencarikan solusi dari persoalan lapangan yang muncul terkait investasi.
Sementara itu, Dino Patti Djalal, dengan lembaga bentukannya, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengorganisasikan pertemuan tersebut yang mempertemukan duta besar sekaligus petinggi perusahaan swasta dalam dan luar negeri.
Dino mengatakan, dirinya tengah melakukan studi membandingkan easy doing bussiness, antara Jawa Barat, Indonesia, dan negara-negara saingan Indonesia di luar negeri terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur untuk membantu Jawa Barat.
Menurut dia, berbagai tantangan yang perlu di jawab. Pertama, soal UMR (upah minimum regional). Kedua, birokratif response.
“Pemda yang tidak terlalu birokratis, yang menjemput bola, yang inovatif, dan benar-benar memperlakukan investor sebagai mitra,” ujar Dino.
Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat mengatakan, masalah investasi yang dihadapi Indonesia mirip dengan negaranya.
“Bagi kami, pertemuan ini sangat relevan. Tantangan yang dihadapi Indonesia, sama dengan yang dihadapi India. Gubernur menjelaskan visinya tentang energi bersih, pengurangan penggunaan plastik, hingga air bersih. Sebagian sudah kita lakukan, ada yang belum. Kita akan sama-sama belajar, kita coba, dan kita replikasi,” urainya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post