ASIATODAY.ID, SHANGHAI – Kementerian Luar Negeri China membantah tudingan lembaga think tank asal Australia terkait isu Xinjiang. Lembaga tersebut menuduh Beijing telah menghancurkan ribuan masjid di wilayah Xinjiang.
“Tuduhan itu hanya rumor. Fitnah!” kata juru bicara Kemenlu China, Wang Wenbin, dilansir dari CNA, Minggu (27/9/2020).
Menurut Wang, Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI) telah menerima dana asing untuk ‘mendukung ramuan kebohongan terhadap China.’
“Jika kita melihat jumlahnya, ada lebih dari 24 ribu masjid di Xinjiang, 10 kali lebih banyak dari di AS,” kata Wang.
“Artinya ada masjid untuk setiap 530 muslim di Xinjiang, yang lebih banyak masjid per kapita daripada negara Muslim lainnya,” imbuhnya.
China berada di bawah pengawasan atas laporan perlakuan mereka terhadap Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang. China disebut telah memaksa Uighur untuk melakukan kerja paksa di kamp-kamp pelatihan.
Beijing membantah hal tersebut. Mereka mengatakan kamp-kamp itu adalah pusat pelatihan kejuruan yang diperlukan untuk mengatasi ekstremisme.
Sebelumnya, ASPI merilis laporan yang mengklaim ada sekitar ribuan masjid di Xinjiang yang dihancurkan Pemerintah China sejak 2017. Laporan ASPI diklaim dibuat dengan menggunakan citra satelit.
“Pemerintah China telah memulai kampanye sistematis untuk menulis ulang warisan budaya di daerah otonomi Uighur, Xinjiang, agar tradisi asli mereka tunduk pada bangsa China,” demikian laporan ASPI. (ATN)
Discussion about this post