ASIATODAY.ID, BEIJING – Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mendesak negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang.
Wang mengungkapkan hal itu saat berbicara dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melalui telepon.
Pembicaraan itu menandai panggilan pertama antara diplomat top dari kedua negara itu sejak Rusia melancarkan serangan yang dibalas perlawanan sengit dari pejuang Ukraina yang mempertahankan kendali atas ibukota Kiev.
China telah menempuh jalur diplomatik yang hati-hati sejak konflik dimulai, dengan menolak untuk mengutuk tindakan Moskow setelah bulan lalu menggembar-gemborkan persahabatan “tanpa batas” antara kedua negara.
Pada hari Sabtu (5/3/2022), Wang mengatakan kepada Blinken: “Kami mendorong negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina,” menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian Luar Negeri China.
“Kami berharap pertempuran akan berhenti secepat mungkin dan bahwa krisis kemanusiaan skala besar akan dicegah,” tambah Wang, yang mengakui negosiasi antara kedua negara tidak akan “berjalan mulus”.
Sementara itu Blinken mengatakan, dunia sedang “menonton untuk melihat negara mana yang membela prinsip-prinsip dasar kebebasan, penentuan nasib sendiri dan kedaulatan,” menurut juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
“Dunia bertindak serempak untuk menolak dan menanggapi agresi Rusia, dengan memastikan bahwa Moskow akan membayar mahal,” kata Blinken.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga mengatakan, China harus menjadi penengah pembicaraan damai di masa depan antara Rusia dan Ukraina karena kekuatan Barat tidak dapat memenuhi peran tersebut.
“Tidak ada alternatif lain…peran ini harus diambil China, saya yakin itu,” kata Borrell dalam wawancara dengan harian Spanyol El Mundo yang diterbitkan pada Jumat malam.
“Diplomasi tidak bisa hanya Eropa atau Amerika. Diplomasi China memiliki peran untuk dimainkan di sini.” (AFP)
Discussion about this post