ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah China mengerahkan tim ahli medisnya untuk membantu Arab Saudi menangani pandemi coronavirus (Covid-19).
Tim tersebut terdiri dari delapan ahli medis dari berbagai spesialisasi kedokteran, seperti uji lab virus, penyakit infeksi, penyakit pernafasan, kegawatdaruratan, dan pengobatan tradisional China (TCM).
Dalam kerja sama itu, tim ahli dari China yang sudah berada di Arab Saudi sejak Rabu (15/4/2020), akan membagikan pengalamannya dalam pelatihan staf medis untuk pencegahan, pengendalian, diagnosis, dan perawatan pasien Covid-19.
Tim medis China itu juga akan memasok kebutuhan medis, memberikan konsultasi TCM, dan pelatihan pencegahan epidemik kepada para ekspatriat China di Saudi.
Dalam kesempatan tersebut, tim medis China itu juga membawa peralatan kesehatan bantuan dari Ningxia, seperti masker, alat pelindung diri, asam nukleat, dan termometer inframerah.
Duta Besar China untuk Arab Saudi Chen Weiqing mengatakan bahwa sejak wabah tersebut berjangkit, China dan Arab Saudi telah menjadi model hubungan antarnegara dan kerja sama internasional dalam memerangi corona.
China juga berterima kasih kepada Arab Saudi yang telah memberikan bantuan dan dukungan setelah China dilanda wabah yang merenggut 3.342 nyawa warganya itu.
Pemerintah Arab Saudi memang diketahui tengah berjuang keras untuk menghentikan penyebaran virus corona di kota suci Mekkah.
Menyebarnya virus corona dengan cepat, dikarenakan keberadaan permukiman kumuh dan tempat kerja yang tidak ideal.
Banyaknya pekerja tidak berdokumen di Mekkah dan perumahan yang sempit bagi para pekerja migran membuatnya lebih sulit untuk memperlambat tingkat infeksi.
Pada akhir Maret, setelah lima karyawan yang berbasis di Mekkah dari Saudi Binladin Group dites positif, pihak berwenang menutup perumahan untuk 8.000 buruh dan menangguhkan pekerjaan pada perluasan Masjid Nabawi. Beberapa pekerja ditempatkan di karantina hotel.
Melindungi Mekkah dari pandemi yang melanda negara-negara seperti Italia dan Amerika Serikat sangat penting bagi Arab Saudi. Itu sebagian karena pentingnya kota bagi umat Islam di dunia, tetapi juga karena keluarga kerajaan mendasari aturannya dalam perwalian tempat kelahiran Islam. Jutaan jemaah mengunjungi Mekkah setiap tahun untuk melakukan ibadah haji.
“Pemerintah sadar bahwa virus yang menyapu Mekkah akan mempertanyakan tanggung jawabnya dalam melindungi ruang-ruang itu, yang merupakan bagian dari legitimasi negara itu sendiri,” kata Yasmine Farouk, profesor tamu Program Timur Tengah di Carnegie Endowment for Peace International, melansir Bloomberg, Jumat (17/4/2020).
“Ini sensitif,” imbuh Farouk.
Peran Warga Asing
Secara keseluruhan, Arab Saudi telah melaporkan salah satu tingkat infeksi terendah di kawasan ini, dengan sekitar 5.000 kasus dalam populasi lebih dari 30 juta.
Mekkah adalah salah satu kota Saudi pertama yang ditempatkan di bawah jam malam penuh. Pihak berwenang pun mengambil tindakan pencegahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menangguhkan pariwisata religius pada Februari dan menutup masjid di seluruh negeri pada Maret.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan, wabah ini menggarisbawahi masalah melonjaknya kasus nasional di kalangan warga asing. Orang asing merupakan sepertiga dari populasi Arab Saudi tetapi merupakan 70 persen hingga 80 persen yang terinfeksi virus corona. Hal ini memicu perdebatan tentang peran mereka dalam masyarakat.
Beberapa orang Arab Saudi telah menyerang orang asing, menuduh mereka menaikan harga, menakut-nakuti dan menyebarkan infeksi dengan sengaja. Yang lain mengatakan bahwa solusinya terletak pada kondisi kehidupan yang lebih baik untuk orang asing pekerja kasar yang menopang kehidupan sehari-hari, termasuk mengendarai truk sampah dan membersihkan jalan.
Novelis Arab Saudi Mohammed Alwan baru-baru ini menulis di Twitter bahwa ia berharap pihak berwenang akan menciptakan ‘persyaratan manusiawi untuk perumahan pekerja’ setelah pandemi.
Menteri Kesehatan Tawfiq Al-Rabiah mengakui masalah itu dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin mengatakan, komite pemerintah telah dibentuk untuk menangani masalah ini.
Pemerintah juga telah menjanjikan pengobatan virus corona gratis untuk warga asing, termasuk imigran gelap. (ATN)
Discussion about this post