ASIATODAY.ID, JAKARTA – China menyambut terbuka gagasan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kemungkinan kedua negara membangun aliansi militer, untuk membendung pesaing global teratas mereka, Amerika Serikat (AS).
“China mencatat komentar positif Presiden Putin tentang hubungan China-Rusia pada pertemuan tahunan Klub Diskusi Valdai dalam beberapa tahun terakhir, yang menunjukkan tingkat tinggi dan spesialisasi hubungan bilateral kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, dikutip dari Newsweek, Minggu (25/10/2020).
Menurut Lijian, segala sesuatu mungkin terjadi, mengingat hubungan yang telah dikembangkan oleh Beijing dan Moskow.
“Tidak ada batasan untuk persahabatan tradisional China-Rusia dan tidak ada area terlarang untuk memperluas kerja sama kami,” ujar Zhao.
“Di bawah bimbingan strategis Presiden Xi dan Presiden Putin, kepercayaan politik bersama dan koordinasi strategis antara kedua negara telah ditingkatkan,” imbuhnya.
Zhao juga berharap bahwa keduanya dapat naik ke kesempatan tersebut untuk mengatasi tantangan bersama-sama.
“Hubungan kami telah bertahan dalam ujian dari lanskap internasional yang berubah dan memberikan contoh bagus untuk mengembangkan jenis hubungan baru antara negara-negara besar,” jelasnya.
Meskipun ada kekhawatiran di Amerika Serikat (AS) dan di sebagian besar negara Barat tentang kekuatan yang tumbuh dari dua negeri ini, Lijian berpendapat keduanya akan menjadi kekuatan untuk kebaikan di dunia.
“China siap bekerja sama dengan Rusia untuk secara komprehensif mengimplementasikan konsensus para pemimpin kami, memperkaya esensi strategis hubungan bilateral, berkontribusi pada pembangunan dan revitalisasi bersama, melakukan komunikasi dan koordinasi strategis yang lebih dekat, dan menyuntikkan lebih banyak energi positif ke dalam perdamaian dan stabilitas dunia,” tandas Zhao.
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan tidak diperlukan aliansi militer Rusia-China untuk saat ini. Namun, aliansi itu dapat ditempa di masa depan.
Pernyataan Putin mengisyaratkan hubungan yang semakin dalam antara Moskow dan Beijing di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan Amerika Serikat (AS) dan China dengan AS.
“Kami tidak membutuhkannya, tetapi, secara teoritis, sangat mungkin untuk membayangkannya,” ujarnya.(ATN)
Discussion about this post