ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk melanjutkan dialog dengan Amerika Serikat (AS) demi merajut kembali hubungan kedua negara.
Wang mengungkapkan hal itu, ketika ketegangan Washington-Beijing masih meningkat dan AS tengah memasuki masa transisi pemerintahan baru dibawah pimpinan Presiden terpilih, Joe Biden.
“Tugas paling mendesak saat ini adalah agar kedua belah pihak bekerja sama menghilangkan segala macam hambatan untuk mencapai transisi yang mulus dalam hubungan China-AS,” kata Wang dalam konferensi virtual bersama pimpinan Dewan Bisnis AS-China (USCBC), Senin (7/12/2020).
“Pada saat yang sama, berdasarkan arah keuntungan bersama bagi kedua bangsa dan negara kita, kita perlu berusaha untuk memulai kembali dialog, kembali ke jalur yang benar dan membangun kembali kepercayaan dalam fase hubungan ke depan,” ia menambahkan.
Wang menyalahkan “mentalitas Perang Dingin yang ketinggalan zaman” dan “prasangka ideologis” yang diperan Gedung Putih melalui Presiden Donald Trump yang membuat relasi China-AS memburuk.
Ia juga mengutuk persepsi yang tertanam pada pemerintahan AS saat ini kerap memandang China sebagai lawan dan musuh.
“Terlibat dalam sebuah persepsi yang mengucilkan China dan bahkan mengadvokasi ‘pemisahan’ dan ‘Perang Dingin baru’, ini membuat kesalahan historis, terarah, dan strategis. Kami berharap dan yakin bahwa kebijakan AS terhadap China akan kembali objektif dan rasional cepat atau lambat,” kata Wang dikutip South China Morning Post.
Dalam kesempatan itu, Wang menyerukan China dan AS memperkuat kerja sama dalam berbagai lembaga multilateral, terutama di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, Wang juga menegaskan kembali agar AS untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri China seperti isu Hong Kong, Taiwan, dan Xinjiang.
Relasi China dan AS terus merenggang terutama di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Politikus Partai Republik itu dikenal kerap menerapkan kebijakan keras terhadap China yang dinilai Trump merupakan saingan terbesar AS.
Relasi AS-China semakin diperkeruh dengan perang tarif, perang teknologi antara kedua negara, hingga pandemi Covid-19 pecah. (ATN)
Discussion about this post