ASIATODAY.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) telah berusaha mengatur percakapan tatap muka antara Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan China Li Shangfu
China telah menolak proposal Washington agar masing-masing kepala pertahanan bertemu minggu ini, kata Pentagon pada hari Senin.
Berita itu muncul di tengah pertikaian diplomatik baru antara kedua negara.
“Semalam, China memberi tahu AS bahwa mereka telah menolak undangan awal Mei kami untuk Sekretaris [Lloyd] Austin untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Nasional RRT Li Shangfu di Singapura,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan di Wall Street Journal, mengacu pada Republik Rakyat China.
“Departemen sangat percaya akan pentingnya menjaga jalur terbuka komunikasi militer-ke-militer antara Washington dan Beijing untuk memastikan bahwa persaingan tidak mengarah ke konflik,” bunyi pernyataan itu.
WSJ mengutip seorang pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pemecatan China adalah “pesan tumpul yang tidak biasa.”
Menurut laporan itu, Pentagon menginginkan pertemuan itu berlangsung di sela-sela forum keamanan Dialog Shangri-La tahunan. Li akan berbicara di acara tersebut sebagai bagian dari perjalanannya ke Singapura dari 31 Mei hingga 4 Juni, kata Kementerian Pertahanan China.
Pentagon mengatakan pekan lalu bahwa upaya untuk menjalin kontak dengan rekan-rekan China mereka dalam beberapa bulan terakhir telah gagal.
Financial Times melaporkan bulan ini bahwa Beijing mengatakan kepada Washington bahwa ada “sedikit peluang” untuk pertemuan antara Li dan Austin karena sanksi yang dikenakan pada menteri pertahanan China atas dugaan perannya dalam pembelian senjata Rusia. Li diangkat ke posisinya saat ini pada bulan Maret, menggantikan Wei Fenghe.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri China meragukan ketulusan kesediaan Washington untuk terlibat dalam dialog sambil secara bersamaan “berusaha menekan China melalui semua cara yang mungkin” dan memberlakukan pembatasan pada pejabat dan entitas China.
Pada pertemuan puncak di Hiroshima, Jepang awal bulan ini, G7 merilis pernyataan bersama dengan serangkaian tuduhan terhadap China, termasuk “paksaan ekonomi”, pelanggaran hak asasi manusia, dan pemicu ketegangan di Selat Taiwan. Beijing menuduh kelompok negara pimpinan AS mencoba memaksakan kehendak mereka pada orang lain dan mencampuri urusan dalam negeri China. (Russia Today)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post