ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony J. Blinken akan berkunjung ke Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Hawaii pada 9-17 Desember 2021.
Menlu Blinken telah mengawali perjalanan dengan mengunjungi Liverpool, Inggris, pada 10-12 Desember untuk menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Pembangunan G7.
Menlu Blinken akan berbincang dengan anggota G7 dan negara-negara lain yang tergabung sebagai tamu undangan, termasuk Australia, India, Korea Selatan, dan anggota-Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
“Menlu Blinken akan membahas berbagai isu, termasuk geopolitik dan keamanan, pasukan Rusia yang membangun kekuatan di perbatasan Ukraina, pembangunan infrastruktur melalui prakarsa Build Back Better World (B3W), vaksin COVID-19 dan keamanan kesehatan global, serta pertumbuhan ekonomi di wilayah Indo Pasifik,” demikian siaran pers Kedubes AS di Jakarta, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Negara-negara demokrasi terkaya di dunia pada Sabtu (11/12/2021) akan berusaha menghadirkan persatuan sebagai sikap melawan agresi Rusia terhadap Ukraina.
Pertemuan G7 terjadi di tengah kekhawatiran internasional bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina. Rusia membantah merencanakan serangan apa pun.
“Apa yang harus kita lakukan adalah mencegah Rusia mengambil tindakan itu,” kata menteri luar negeri Inggris Liz Truss kepada wartawan menjelang pertemuan.
“Apa yang dibicarakan dalam pertemuan G7 akhir pekan ini, adalah tentang pertunjukan persatuan antara ekonomi utama yang berpikiran sama, bahwa kita akan benar-benar kuat dalam pendirian kita melawan agresi, terhadap agresi sehubungan dengan Ukraina.”
Ukraina berada di pusat krisis dalam hubungan Timur-Barat karena menuduh Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara dalam persiapan untuk kemungkinan serangan militer skala besar.
Rusia menuduh Ukraina dan Amerika Serikat berperilaku tidak stabil, dan juga mengatakan, mereka membutuhkan jaminan keamanan untuk perlindungannya sendiri.
Inggris, sebagai ketua G7 saat ini, menyerukan para anggotanya untuk lebih tegas dalam membela apa yang disebutnya “dunia bebas”.
Awal pekan ini, Truss mengatakan “zaman introspeksi” bagi Barat telah berakhir dan perlu disadarkan akan bahaya ideologi saingan.
Dia telah menyoroti risiko ekonomi dari ketergantungan Eropa pada gas Rusia dan ancaman keamanan yang lebih luas yang ditimbulkan oleh teknologi China sebagai contoh.
Pertemuan G7 juga diharapkan menghasilkan seruan bersama bagi Iran untuk memoderasi program nuklirnya dan menangkap peluang pembicaraan yang sedang berlangsung di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan multilateral tentang pengembangan nuklirnya.
Jerman, yang mengambil alih kepemimpinan G7 bergilir dari Inggris tahun depan, diperkirakan akan menetapkan programnya untuk 2022 pada pertemuan tersebut.
Menlu Blinken akan melanjutkan perjalanan ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand, pada 13-16 Desember.
Di Jakarta, Menlu akan menyampaikan pidato tentang kawasan Indo Pasifik yang signifikan dan menggarisbawahi pentingnya Kemitraan Strategis AS-Indonesia.
Di Malaysia, Menlu Blinken akan mendorong kemitraan AS-Malaysia dalam mengatasi tantangan bersama, termasuk dalam COVID-19, membangun rantai pasokan yang tangguh, serta memastikan kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.
Di Thailand, Menlu Blinken akan menegaskan kembali komitmen AS terhadap aliansi perjanjian AS-Thailand, bekerja sama menuju pemulihan ekonomi pascapandemi, dan mengatasi krisis iklim. Di setiap negara, Menlu Blinken akan membahas krisis yang kian memburuk di Burma (Myanmar).
Selama kunjungan, Menlu Blinken akan bertemu dengan pejabat pemerintahan, pemimpin organisasi masyarakat sipil, pemangku kepentingan bisnis, dan personel kedutaan AS.
Menlu akan mengakhiri lawatannya dengan berkunjung ke Honolulu, Hawaii, pada 17 Desember untuk bertemu dengan Komandan INDOPACOM Laksamana John Aquilino. (ATN)
Discussion about this post