ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perusahaan startup OYO melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya. Keputusan ini dilakukan perusahaan dalam rangka efisiensi dan memenuhi target keuntungan.
“Ini bukan keputusan yang mudah buat kami. Kami lakukan semua yang kami bisa untuk memastikan mereka mendapat bantuan dan dukungan dalam transisi ini,” terang CEO OYO, Ritesh Agarwal sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Jumat (24/01/2020).
Dengan keputusan ini, sekitar 2.000 pegawai OYO harus kehilangan pekerjaan. Selain itu, keputusan ini juga dilaporkan sebagai bentuk upaya OYO dalam menyeimbangkan kecepatan pertumbuhan bisnis dengan kapasitas operasional perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga tengah berupaya meningkatkan tata kelola atau governance, serta meningkatkan penggunaan teknologi secara lebih optimal guna meningkatkan operasional perusahaan.
Sebagai informasi, OYO merupakan startup berbasis di India yang bergerak di bidang penyewaan kamar atau hotel.
Startup yang berdiri pada tahun 2013 lalu ini telah memiliki jutaan kamar untuk disewakan di sejumlah wilayah termasuk India, Malaysia, Inggris, Arab Saudi, Sri Lanka serta Indonesia. Sementara itu, OYO diketahui mendapatkan investasi sebanyak USD800 juta (Rp10,9 triliun) pada tahun 2019 lalu.
Investasi ini berasal dari sejumlah nama besar, termasuk Softbank dan Airbnb, dan saat ini valuasi OYO sudah mencapai US$10 miliar, artinya OYO sudah menyandang status decacorn. Keputusan OYO untuk mencapai target keuntungan ini diperkirakan akibat desakan dari Softbank.
Sebab sebelumnya, Softbank harus menelan pil pahit akibat masalah keuangan yang dialami oleh WeWork. Startup yang bergerak di bidang berbagi kantor, menyebabkan valuasi perusahaan rintisan ini hanya tersisa sebesar USD8 miliar (Rp109,03 triliun).
Valuasi tersebut menurun secara signifikan, sebab sebelumnya, WeWork memiliki valuasi sebesar USD47 miliar (Rp640,6 triliun). Merumahkan banyak pegawai, OYO mengklaim bahwa jumlah pegawai yang tersisa masih cukup untuk dapat membantu perusahaan mencapai target keuntungan.
Dengan demikian, OYO mengklaim bahwa perusahaannya tidak memiliki hal yang perlu dikhawatirkan. Saat ini, OYO menyebut akan terfokus dalam menjaga bisnisnya tetap stabil dan berkelanjutan, serta terus mengalami pertumbuhan di masa mendatang. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post