ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pada masa keketuaannya pada Dewan Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO), Indonesia bertekad akan berjuang membantu petani kopi
menghadapi tantangan, terutama dalam masa pandemi COVID-19.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, yang menjabat sebagai Ketua Dewan ICO periode 2019/20 mengungkapkan hal itu, saat memimpin secara virtual Pertemuan Khusus Dewan ICO yang ke-126 pada 4—5 Juni 2020.
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan ICO yang pertama kalinya dilangsungkan secara virtual pada 1–5 Juni 2020. Tema besar yang diangkat ICO kali ini ialah “Building a Sustainable Global Coffee Industry Together”.
“Sebagai ketua dewan, kami menegaskan bahwa kopi merupakan salah satu komoditas pertanian penting yang menggerakkan roda perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia, melalui penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Hal ini sangat terkait dengan pencapaian tujuan-tujuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan yang ditopang secara berimbang oleh tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ujar Iman, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (8/6/2020).
Iman menyampaikan, misi utama pada pertemuan kali ini ialah mengupayakan kesepakatan di antara anggota ICO mengenai rekomendasi dan opsi kebijakan bagi seluruh negara anggota. Selain itu, juga memperkuat kolaborasi antara ICO dengan lembaga pembangunan/donor, organisasi
internasional, dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapai sektor kopi.
Adapun menurut Iman, keketuaan Indonesia pada Dewan ICO ini menjadi penting dan mencerminkan kepercayaan dunia kepada Indonesia untuk mendorong keberlangsungan ekonomi dari sektor kopi melalui kemitraan antara pemerintah, petani, dan sektor industri. Dalam konteks situasi saat ini, Indonesia akan berjuang untuk membantu petani lokal yang terpukul karena pandemi COVID-19.
Sektor kopi terus mengalami tantangan penurunan harga, ditambah pandemi yang terjadi saat ini turut memperbesar tantangan tersebut. Seluruh negara, tanpa terkecuali mengalami krisis di
berbagai sektor, termasuk sektor kopi, sebagai dampak penyebaran COVID-19.
Penutupan perbatasan lintas negara dan pembatasan sosial telah mengganggu rantai pasokan dan permintaan. Akibatnya, pasokan tidak dapat disalurkan dan konsumsi tertekan.
“Situasi ini tidak hanya berdampak negatif kepada petani, tapi juga kepada industri kopi. Inilah yang mendorong kami di ICO untuk segera merespons dampak pandemi, terutama bagi pelaku
yang sangat terdampak, seperti petani kecil dan UMKM. Negara, entitas organisasi internasional, lembaga pembangunan, akademisi, dan sektor industri bersatu dan bertemu secara virtual untuk mencari solusi terbaik bagi pemulihan sektor kopi dunia,” ungkap Iman.
Iman menambahkan, proyek peningkatan kapasitas untuk mendorong peningkatan konsumsi domestik menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan kali ini sebagai langkah nyata membantu petani kopi dunia, termasuk di Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan, Antonius Yudi Triantoro, juga telah memimpin Delegasi RI pada pertemuan virtual Komite Keuangan dan Administrasi pada 1–2 Juni 2020.
Dalam acara yang masih menjadi bagian dari rangkaian Pertemuan Khusus Dewan ICO tersebut, Yudi menyampaikan bahwa ICO sebagai
organisasi terdepan di sektor kopi harus segera merespons berbagai tantangan dan permasalahan yang muncul akibat pandemi.
“Berbagai tantangan keuangan dan administrasi yang dihadapi ICO saat ini perlu segera dicarikan solusi guna menjamin keberlanjutan dan relevansi organisasi,” ujar Yudi.
Sementara itu, pada 3 Juni 2020, Iman juga telah membuka dan menutup seminar internasional secara virtual dengan tema “COVID-19 Impact on the World Sector and Mitigation Measures” yang dihadiri lebih dari 400 stakeholders termasuk lembaga internasional dunia seperti World Bank, European Community, FAO, SCA, Rabobank, IDH-The Sustainable Trade Initiative, dan London School of Economics.
Sebagai referensi Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO) merupakan organisasi kopi utama antar pemerintah yang dibentuk pada 1963. ICO beranggotakan 43 negara produsen/eksportir kopi (dengan pangsa mencapai 99 persen dari total produksi dunia) dan 6 negara konsumen/importir kopi, termasuk Uni Eropa sebagai satu kesatuan entitas (dengan kontribusi mencapai 67 persen dari total konsumsi dunia). Sebanyak 70 persen dari total produksi kopi dunia dihasilkan oleh 25 juta petani kecil di ICO.
Tujuan utama ICO adalah untuk memperkuat sektor komoditas kopi secara global dan pengembangan berkelanjutan pada market-based environment untuk kemajuan seluruh negara anggota.
Kewenangan tertinggi di ICO berada pada putusan dewan yang saat ini diketuai oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo. (AT Network)
Discussion about this post