ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pasar saham di Asia Tenggara (ASEAN) relatif lebih stabil dibandingkan di Eropa selama 2022.
Pasar saham Indonesia termasuk salah satu yang stabil. Jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di ASEAN, kinerja pasar modal Indonesia pada 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif.
Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, pencapaian tersebut merupakan bekal yang bagus bagi perkembangan pasar modal Indonesia untuk memasuki 2023.
Pada 2023, penekanan integritas, integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas akan ditopang dengan pelaksanaan Undang-undang PPSK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan).
“Ini akan menjadi pekerjaan bagi kami untuk menjalankan secara konsisten di dalam membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel, dan tentu dipercaya,” kata Sri Mulyani dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023, Senin (2/1/2022).
Sri Mulyani juga mengingatkan ancaman resesi yang akan terjadi pada 2023. Menurutnya, 2023 akan menjadi tahun yang berat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan).
Ujian berat yang akan dihadapi oleh seluruh pemangku kepentingan yaitu bagaimana mengendalikan inflasi global, mencegah terjadinya resesi, dan terus meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
“Kita berharap bahwa seluruh pemangku kepentingan termasuk KSSK akan terus bekerja di dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional khususnya sektor keuangan. Karena ini akan menjadi ujian yang sangat berat bagi kita semua menghadapi tahun 2023, yang disebutkan menjadi tahun ujian,” jelasnya.
Hal tersebut juga akan menjadi pekerjaan rumah bagi KSSK, dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia, OJK, dan LPS untuk menjalankan secara konsisten guna membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel, dan dipercaya.
“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk menggapai potensi capital market yang begitu sangat besar di Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar sebelumnya mengapresiasi kinerja IHSG, karena mampu bertahan dan menunjukkan kinerja yang sangat positif pada 2022. Hal tersebut tercermin dari kinerja IHSG yang ditutup 4 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu.
Pencapaian tersebut juga merupakan yang terbaik bila dibandingkan dengan sejumlah negara di Eropa, ASEAN, dan sejumlah negara lainnya. Bahkan Mahendra, mengutip pemberitaan media internasional, menyebut bursa saham Eropa brutal.
“Kata kuncinya adalah brutal dalam berita ini karena dikatakan, pasar Eropa turun disebabkan oleh kondisi yang brutal akibat perang di Ukraina, inflasi yang tinggi, dan kebijakan moneter yang ketat,” jelasnya. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post