ASIATODAY.ID, JAKARTA – Boeing Co akhirnya memecat Dennis Muilenburg dari jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO) imbas dua kecelakaan fatal pesawat Boeing 737 Max 8, yakni Lion Air JT-610 dan Ethiopian Airlines ET-302.
Tercatat, kecelakaan pesawat Lion Air yang menggunakan Boeing 737 Max 8 terjadi pada 29 Oktober 2018. Berselang lima bulan kemudian, kecelakaan nahas kembali terjadi dan menimpa Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019.
Nantinya, David Calhoun yang akan menjadi CEO Boeing pada 13 Januari 2020 menggantikan Dennis Muilenburg. Demikian seperti dilansir CNBC, Selasa (24/12/2019).
Boeing menolak mengomentari pesangon Muilenburg, tetapi pengajuan awal tahun ini menunjukkan bahwa dia bisa mendapatkan pesangon sekitar USD39 juta atau setara Rp544,4 miliar (kurs Rp13.959 per USD).
Boeing merombak direksinya karena perusahaan mereka gagal dalam menahan salah satu krisis terbesar dalam lebih dari 100 tahun selama sejarahnya.
Hubungan antara perusahaan tersebut dengan para pelanggan memburuk karena kepercayaan pelanggan yang rendah terhadap Boeing. Maskapai penerbangan itu telah kehilangan jutaan dolar dalam pendapatannya.
Akan tetapi, saham Boeing naik hampir 3% setelah Boeing mengumumkan perubahan ini pada Senin (23/12/2019).
Awal bulan ini, Administrasi Penerbangan Federal mengambil langkah dengan menegur Boeing karena membuat jadwal yang tidak realistis untuk mengembalikan pesawat ke service.
Dua kecelakaan pesawat di Indonesia pada Oktober 2018 dan di Ethiopia Maret lalu menewaskan total 346 orang. Regulator juga belum menandatangani perubahan perangkat lunak untuk pesawat, memaksa maskapai untuk menyatukan kembali jadwal mereka dengan baik hingga tahun 2020.
“Dewan menetapkan bahwa perubahan dalam kepemimpinan diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan pada perusahaan yang bergerak maju dan bahwa kami akan melanjutkan dengan komitmen baru untuk transparansi penuh, termasuk komunikasi yang efektif dan proaktif dengan FAA, regulator global lain dan pelanggan kami,” kata CFO Greg Smith.
Perusahaan mengatakan, saat ini mereka sedang berjuang untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari regulator, pelanggan, dan masyarakat setelah dua kecelakaan fatal dari pesawat terlarisnya, 737 Max.
Sebelumnya, Boeing menghentikan produksi Pesawat 737 Max pada awal tahun 2020. Sebuah langkah drastis setelah Federal Aviation Administration menyatakan tinjauannya terhadap pesawat itu yang akan berlanjut hingga tahun depan. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post