ASIATODAY.ID, DENPASAR – Sebagai daerah wisata, potensi Bali sangat memungkinkan untuk didorong menjadi penopang ekonomi nasional. Karena itu, berbagai terobosan terus digali, salah satunya memperkuat posisi perdagangan untuk tujuan ekspor dan impor.
Salah satu upaya yang kini sedang dirintis, bagaimana menjadikan Pelabuhan Benoa menjadi jalur ekspor dan impor.
Wakil Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Logistik & Forwonder Indonesia ALFI-ILFA Bali, Rudy Siregar mengatakan selain menentukan persaingan nilai jual produk industri lokal penopang sektor pariwisata, ketersedian Pelabuhan Ekspor-Impor akan mempercepat pengiriman produk ekspor ke negara pasar.
Menurutnya, Bali sebagai tujuan wisata dunia memiliki potensi produk kerajinan dan perikanan. Produksi industri di Bali cukup besar untuk penopang sektor pariwisata.
Ia menjelaskan sektor pariwisata Bali bahkan dijadikan tempat pemasaran produk kerajinan dari provinsi lain di Indonesia.
”Bali mampu menjadi etalase berbagai produk indonesia untuk di ekspor ke luar negeri,” terang Rudy melalui keterangan tertulisnya, Selasa (30/7/2019).
Untuk meningkatkan daya saing produk tersebut kata dia, harus diikuti dengan biaya logistik yang ekonomis dan efisien. Ini dengan harapan biaya ekspor dan impor dari dan ke luar negeri yang dapat ditekan.
Dengan demikian, ini akan mampu mendorong persaingan produk industri dari Bali dengan produk industri negara lain. Daya saing meningkatkan, harapan Pemprov Bali dan pemerintah pusat untuk peningkatan ekspor bisa dicapai secara maksimal.
Ketika ke depan, Pelabuhan Benoa bisa dimaksimalkan, pengusaha Logistik di Bali tentu akan bergairah. Ini karena akan dapat menangani proses angkutan Cargo Logistik secara keseluruhan.
”Oleh sebab itu, kami berharap pemerintah dan pihak regulator untuk mendorong terwujudnya rencana tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Logistik & Forwonder Indonesia ALFI-ILFA Bali, I Gusti Nyoman Rai mengatakan Dewan Pengurus Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Bali sedang mendorong kemudahan rute pelayaran pengiriman jasa forwarder langsung dari Pelabuhan di Bali ke Singapura. Perusahaan forwader berharap kemudahan rute pelayaran ini untuk memudahkan biaya losgistics.
“Pengusaha jasa forwarder terus mendorong pertumbuhan logistik. Di sisi lain, pemerintah diharapkan bisa memberikan kebijakan kemudahan rute untuk efisiensi biaya pengiriman dari jasa forwarder,” terangnya.
Director PT Prathama Line Logistics menjelaskan jasa forwader selama ini diwajibkan membawa barang ekspor dari Pelabuhan Benoa ke Surabaya. Dari Surabaya barang ekspor baru dikirim ke Singapura. Dari Singapura baru menuju negara tujuan seperti Amerika, Eropa atau Afrika.
”Pelaku ekspor Bali sangat mengharapkan rute pelayaran langsung Pelabuhan di Bali -Singapura bisa terwujud, ini dikarenakan akan terjadi efisiensi biaya dalam pengiraman dan pelayaran,” tandas Gusti Nyoman Rai. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post