ASIATODAY.ID, NEW YORK – Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan bahwa dunia saat ini dilaporkan menuju bencana kenaikan suhu.
Pasalnya, suhu global pada 2020 masuk dalam rekor tertinggi dan bersaing dengan 2016 sebagai tahun terpanas.
Suhu panas datang bahkan saat terjadi perlambatan ekonomi global dari pandemi Covid-19 yang telah sangat mengurangi emisi dari bahan bakar fosil. Ditambahkan, bukti bahwa konsentrasi karbondioksida yang sudah ada di atmosfer telah membuat bumi berada pada jalur pemanasan.
“Laju perubahan iklim tanpa henti telah menghancurkan banyak nyawa,” kata Sekjen PBB, Antonio Guterres, Kamis (14/1/2021) saat WMO menyatakan 2011 sampai 2020 tercatat sebagai dekade terpanas.
“Kita menuju bencana kenaikan suhu 35 persen abad ini, berdamai dengan alam adalah tugas penting abad 21. Ini harus menjadi prioritas utama,” kata Guterres.
Laporan WMO termasuk data dari Administrasi Kelautan Nasional dan Atmosfer AS (NOAA) dan Kantor Meteorologis Inggris, keduanya menempatkan 2020 sebagai tahun kedua terpanas karena tren pendinginan yang disebut La Nina gagal meredakan suhu global.
Fase dingin La Nina di siklus suhu permukaan Samudra Pasifik mengerem panas hanya di akhir tahun. Rata-rata suhu global pada 2020 sekitar 14,9 derajat Celsius.
WMO menambahkan, fitur cuaca yang menonjol pada 2020 adalah panas berkelanjutan dan kebakaran di hutan Siberia, serta tingkat es rendah di Laut Arktik, ditambah musim badai Atlantik yang memecahkan rekor. La Nina diperkirakan akan berlanjut awal sampai pertengahan 2021.
“Sungguh luar biasa bahwa suhu 2020 hampir setara dengan suhu 2016 ketika kita melihat salah satu pemanasan El Nino yang mencatat rekor terkuat. Ini indikasi jelas bahwa sinyal global dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sekarang sekuat kekuatan alam,” kata Sekjen WMO, Petteri Taalas, dikutip dari Aljazeera.
Dia menambahkan gas-gas yang memerangkap panas di atmosfer tetap pada tingkat rekor dan karbon dioksida, sebagai gas terpenting, yang menyebabkan planet mengalami pemanasan masa depan. WMO akan menerbitkan laporan final Kondisi Iklim 2020 pada Maret. (ATN)
Discussion about this post