ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dampak pandemi coronavirus (Covid-19) membuat jutaan orang di Indonesia kehilangan pekerjaan.
Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Anton Supit, sudah 12 juta pekerja yang diberhentikan dari pekerjaannya dan sebagian besar tidak dilaporkan ke dinas tenaga kerja.
“Saat ini, dana pemulihan ekonomi lebih banyak yang urusannya dengan kredit perbankan,” kata dia melalui keterangan resminya, Sabtu (18/7/2020).
Ia memandang, pemerintah perlu lebih fokus membantu dunia usaha sebab insentif fiskal dan kebijakan yang disiapkan pemerintah belum mampu menyasar dunia usaha.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden Arif Budimanta mengatakan pemerintah memang memprioritaskan program pemulihan ekonomi nasional bagi masyarakat miskin, dan usaha mikro.
Namun, kelompok menengah atas tetap mendapat dukungan melalui program restrukturisasi kredit, subsidi bunga kredit, hingga perpajakan.
“Semua program tersebut bertujuan agar daya beli masyarakat miskin meningkat sehingga ekonomi berputar,” jelasnya.
Sementara itu, Guru Besar dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Nunung Nuryartono menilai pemerintah perlu menyusun prioritas dengan masyarakat kelas bawah berada pada urutan pertama.
Program tersebut juga perlu memperhatikan potensi di wilayah masyarakat yang bersangkutan.
“Pemulihan di masyarakat kelas bawah akan mendorong daya beli dan akan berdampak positif kepada ekonomi secara keseluruhan termasuk pelaku dari kelas atas,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post