ASIATODAY.ID, JAKARTA – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mengalami dampak paling berat di Asia Tenggara akibat pandemi global Covid-19.
Berdasarkan laporan Progam Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa/United Nations Development Programme (UNDP) dan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), sembilan dari sepuluh UMKM di Indonesia mengalami penurunan permintaan produk mereka selama pandemi COVID-19, sementara lebih dari 80 persen telah mencatat keuntungan yang lebih rendah.
Laporan bersama tersebut diluncurkan Kamis (21/1/2021) dalam sebuah forum dialog virtual yang melibatkan Mohammad Rudy Salahudin dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohamad Dian Revindo dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, Irma Sustika dari Womenpreneur Community dan presentasi laporan oleh Ekonom UNDP Indonesia, Rima Artha Pratama.
Laporan tersebut menegaskan keganasan dan kedalaman pandemi COVID-19 bagi perekonomian Indonesia yang mengalami perlambatan pada tahun 2020. Laporan tersebut melibatkan 1.180 UMKM yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia, termasuk yang berada di luar pulau Jawa. Dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2020 dengan metode wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa wirausahawan perempuan – yang seringkali tidak memiliki akses pendanaan, juga mengalami kemunduran. Lebih dari 37 persen UMKM milik perempuan mengalami kerugian pendapatan – antara 40 dan 60 persen.
“Temuan ini memberi kita peluang dan petunjuk yang sangat dibutuhkan yang diperlukan untuk rencana pemulihan nasional. Pandemi ini menawarkan peluang bagi sektor UMKM untuk mengambil peran utama dalam transisi Indonesia menuju model yang lebih hijau dan lebih inklusif,” kata Sophie Kemkhadze, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, Kamis (21/1/2021).
“Dengan hanya sembilan tahun tersisa hingga 2030, kita sekarang menghadapi tantangan untuk membangun jalur ke depan pasca pandemi sambil mempertahankan pencapaian kita,” tambahnya.
Laporan ini merupakan bagian dari dukungan UNDP Indonesia yang lebih besar kepada Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi COVID-19. UNDP adalah pemimpin teknis untuk respon sosial ekonomi PBB yang mendukung respon pemerintah terhadap pandemi COVID-19.
Sektor UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, terbesar di Asia Tenggara menurut PDB. Sektor ini mempekerjakan 97 persen tenaga kerja dan memberikan kontribusi lebih dari 61 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2018. Studi UMKM berfokus pada, strategi penanggulangan, serta rencana pertumbuhan di masa depan. Studi ini mengungkap temuan yang mengonfirmasi keganasan dan kedalaman pandemi COVID-19 bagi perekonomian Indonesia.
Laporan tersebut berupaya untuk memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan, terutama pembuat kebijakan, dan masyarakat umum untuk menyiapkan respons yang mendukung pemulihan UMKM dan bergerak maju serta mengantisipasi tantangan di masa depan.
Temuan kunci lainnya dalam Laporan inidiantaranya;
- Sembilan dari sepuluh UMKM mengalami penurunan permintaan atas produk mereka selama pandemi.
- Sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produknya karena COVID-19.
- Sekitar 44 persen UMKM yang disurvei telah bergabung dengan pasar online atau e-commerce (Tokopedia, Shopee, dll.) selama pandemi COVID-19.
- Ada lebih banyak pemilik UMKM perempuan (32% sebelum pandemi, 47 persen setelah pandemi) dibandingkan pemilik UMKM laki-laki (25 persen sebelum pandemi, 40 persen setelah pandemi) di pasar online.
- Dua pertiga UMKM mengalami penurunan pendapatan selama pandemi, sementara lebih dari 80 persen mencatat margin keuntungan yang lebih rendah selama COVID. Lebih dari 53 persen UMKM mengalami penurunan nilai aset.
- Dalam hal dampak berdasarkan gender, lebih dari 37 persen UMKM milik perempuan mengalami penurunan pendapatan antara 40 persen dan 60 persen.
- Salah satu strategi alternatif yang diterapkan oleh UMKM untuk meminimalkan pengeluaran mereka adalah dengan mengurangi konsumsi listrik/air, sehingga menurunkan tagihan mereka.
- Lebih dari 40 persen UMKM telah menjual produknya melalui pasar online. (AT Network)
Discussion about this post