ASIATODAY.ID, JAKARTA – Direktur Konservasi Energi Hariyanto Kementerian ESDM memaparkan berbagai ragam strategi yang dikembangkan dan dijalankan guna melaksanakan program konservasi energi di Indonesia.
“Konservasi energi itu bisa dilakukan dengan dua cara yang menjadi faktor utama,” ungkap Hariyanto di depan para pejabat Pemerintah Daerah saat mengikuti Workshop Konservasi Energi bagi Pejabat Pemerintah Provinsi di Ruang Sarula, Gedung Chairul Saleh, Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, baru-baru ini.
Kemudahan teknologi menjadi faktor pertama dalam mengeksekusi pelaksanaan program tersebut. “Ini salah satunya bisa dilihat dari teknologi lampu dan AC yang semakin canggih,” ungkapnya.
Kedua, behavior (tingkah laku) sebagai kunci utama dan perlu komitmen dari diri sendiri maupun pimpinan. “Secanggih apapun teknologi yang kita terapkan tanpa perilaku yang efisien akan sia-sia. Ini kunci utama,” kata Hariyanto.
Di samping dua hal tersebut, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) melalui Direktorat Konservasi Energi juga melakukan beberapa langkah, seperti mendorong investasi swasta di bidang konservasi energi, meningkatkan kesadaran konsumen energi terhadap konservasi energi hingga menerapkan sistem monitoring, evaluasi, dan pengawasan di bidang konservasi energi.
Lebih lanjut, Hariyanto menegaskan pelaksanaan program efisiensi energi tidak boleh mempengaruhi tingkat produktivitas kerja. “Efisiensi energi bukan berarti pelit energi. Efisiensi energi adalah menggunakan sesuai standar dan tidak mempengaruhi produktivitas kerja kita,” tandas Hariyanto.
,’;\;\’\’
Discussion about this post